Produksi padi di Sleman dikhawatirkan menurun

id produksi padi

Produksi padi di Sleman dikhawatirkan menurun

Hasil produksi padi di Kabupaten Kulon Progo, rata-rata mencapai 11,53 ton per hektare gabah kering panen. (Foto ANTARA/Mamiek)

     Sleman, 24/11 (Antara) - Produksi padi di Kabupaten Sleman, Daerah Istimewa Yogyakarta pada musim tanam periode ini dikhawatirkan menurun akibat adanya fenomena El Nino yang menyebabkan masa tanam mundur beberapa waktu.
     "Adanya fenomena El Nino ini membuat para petani menunda masa tanam yang seharusnya mulai tanam pada Oktober menjadi November akhir," kata Kepala Dinas Pertanian Pangan dan Perikanan (DP3) Kabupaten Sleman Heru Saptono di Sleman, Sabtu.
      Menurut dia, dengan adanya El Nino ini dikhawatirkan akan berdampak pada produksi padi di Sleman. Dimana pada tahun 2017 produksi beras Sleman mengalami surplus hinggs 150 ton.
      "Kami khawatir fenomena El Nino ini mengakibatkan jumlah panen padi menurun pada 2018," katanya.
     Ia mengatakan, pihaknya telah berupaya melakukan langkah antisipasi yaitu dengan memberikan bantuan berupa pompa air kepada petani sebanyak 50 unut pompa untuk mengalirkan air dari sumber air terdekat.
     "Langkah tersebut agar para petani dapat menebar benih lebih awal sebelum ditanam, sehingga ketika hujan sudah benar-benar turun benih siap ditanam," katanya.
     Heru mengatakan, hujan yang turun dalam beberapa hari ini hanya sebatas anomali iklim, sehingga pihaknya belum memberikan instruksi untuk menanam.
     "Rencananya nanti pada 29 November kami akan lakukan penanaman serentak di Kecamatan Prambanan pada lahan seluas 20 hektar. Rencananya akan dipimpin Bupati Sleman Sri Purnomo," katanya.
     Ia mengatakan, selain berpengaruh terhadap produksi padi, mundurnya musim hujan juga memengaruhi jumlah lahan di Sleman. Saat ini sudah ada 1.750 hektare lahan sawah dari target 2.500 hektare.
      'Dengan melihat kondisi ini, kami hanya bisa mencapai target sekitar 2.000 hektare saja," katanya.

 
Pewarta :
Editor: Herry Soebanto
COPYRIGHT © ANTARA 2024