Yogyakarta dorong UKM manfaatkan peningkatan potensi ekspor
Yogyakarta, 26/11 (Antara) - Pemerintah Kota Yogyakarta mendorong pelaku usaha kecil mikro di kota tersebut memanfaatkan peningkatan potensi ekspor yang akan terbuka lebar saat bandara baru, New Yogyakarta International Airport beroperasi tahun depan.
“Saat bandara baru di DIY beroperasi, akan banyak perubahan mendasar yang terjadi. Termasuk meningkatnya kapasitas cargo internasional. Ini artinya, ada peningkatan peluang ekspor. Pelaku UKM di Yogyakarta harus bisa memanfaatkan kesempatan ini,” kata Wakil Wali Kota Yogyakarta Heroe Poerwadi di Yogyakarta, Senin.
Menurut dia, keberadaan bandara baru New Yogyakarta Internasional Airport akan memudahkan pelaku UKM di Kota Yogyakarta untuk mengekspor produk dan memangkas jalur ekspor sehingga harga produk dari Yogyakarta akan semakin bersaing.
Selama ini, pelaku UKM di Kota Yogyakarta harus mengekspor produk mereka melalui Bali atau Jakarta dan jika produk yang diekspor memiliki dimensi cukup besar harus melalui pelabuhan Tanjung Mas di Semarang atau melalui pelabuhan lain.
“Jika bandara baru beroperasi, maka jalur ekspor akan semakin pendek. Biaya yang masuk dalam biaya operasional bisa dipangkas dan produk memiliki kemampuan penetrasi pasar internasional dengan lebih baik,” katanya.
Selain jalur ekspor yang semakin singkat, Heroe mengatakan, keuntungan lain yang bisa dimanfaatkan pelaku UKM dengan beroperasinya bandara baru adalah negara tujuan ekspor bisa semakin banyak.
“Oleh karena itu, mulai sekarang seluruh pelaku UKM di Kota Yogyakarta harus sudah bersiap. Salah satunya membuat produk yang layak dijual di pasar internasional. Buat produk yang layak ekspor,” katanya.
Selain memperbaiki kualitas produk, Heroe juga menekankan pentingnya pengemasan produk sehingga produk semakin menarik. “Kami pasti akan mengintensifkan pembinaan kepada pelaku UKM di Yogyakarta dengan orientasi ekspor,” katanya.
Berdasarkan data Dinas Perindustrian dan Perdagangan Kota Yogyakarta, produk UKM dari Kota Yogyakarta yang sudah mampu menembus pasar internasional di antaranya adalah batik dan produk turunan menggunakan batik seperti pakaian, tas dan aksesoris lainnya.
Selain itu, produk dari kain lurik serta produk dengan bahan kulit yang berbentuk aksesoris seperti tas dan dompet juga cukup banyak diekspor.
“Penanganan dan pencatatan ekspor berada di DIY. Tetapi, kami tetap melakukan pembinaan dan pelatihan kepada pelaku UKM di Kota Yogyakarta untuk meningkatkan kualitas produk sehingga sesuai dengan pasar internasional, bahkan menggandeng pelaku usaha logistik untuk tata cara mengirim barang ke luar negeri,” kata Kepala Seksi Bimbingan Usaha Perdagangan Dinas Perindustrian dan Perdagangan Kota Yogyakarta Endang Wahyuningsih.
(E013)
“Saat bandara baru di DIY beroperasi, akan banyak perubahan mendasar yang terjadi. Termasuk meningkatnya kapasitas cargo internasional. Ini artinya, ada peningkatan peluang ekspor. Pelaku UKM di Yogyakarta harus bisa memanfaatkan kesempatan ini,” kata Wakil Wali Kota Yogyakarta Heroe Poerwadi di Yogyakarta, Senin.
Menurut dia, keberadaan bandara baru New Yogyakarta Internasional Airport akan memudahkan pelaku UKM di Kota Yogyakarta untuk mengekspor produk dan memangkas jalur ekspor sehingga harga produk dari Yogyakarta akan semakin bersaing.
Selama ini, pelaku UKM di Kota Yogyakarta harus mengekspor produk mereka melalui Bali atau Jakarta dan jika produk yang diekspor memiliki dimensi cukup besar harus melalui pelabuhan Tanjung Mas di Semarang atau melalui pelabuhan lain.
“Jika bandara baru beroperasi, maka jalur ekspor akan semakin pendek. Biaya yang masuk dalam biaya operasional bisa dipangkas dan produk memiliki kemampuan penetrasi pasar internasional dengan lebih baik,” katanya.
Selain jalur ekspor yang semakin singkat, Heroe mengatakan, keuntungan lain yang bisa dimanfaatkan pelaku UKM dengan beroperasinya bandara baru adalah negara tujuan ekspor bisa semakin banyak.
“Oleh karena itu, mulai sekarang seluruh pelaku UKM di Kota Yogyakarta harus sudah bersiap. Salah satunya membuat produk yang layak dijual di pasar internasional. Buat produk yang layak ekspor,” katanya.
Selain memperbaiki kualitas produk, Heroe juga menekankan pentingnya pengemasan produk sehingga produk semakin menarik. “Kami pasti akan mengintensifkan pembinaan kepada pelaku UKM di Yogyakarta dengan orientasi ekspor,” katanya.
Berdasarkan data Dinas Perindustrian dan Perdagangan Kota Yogyakarta, produk UKM dari Kota Yogyakarta yang sudah mampu menembus pasar internasional di antaranya adalah batik dan produk turunan menggunakan batik seperti pakaian, tas dan aksesoris lainnya.
Selain itu, produk dari kain lurik serta produk dengan bahan kulit yang berbentuk aksesoris seperti tas dan dompet juga cukup banyak diekspor.
“Penanganan dan pencatatan ekspor berada di DIY. Tetapi, kami tetap melakukan pembinaan dan pelatihan kepada pelaku UKM di Kota Yogyakarta untuk meningkatkan kualitas produk sehingga sesuai dengan pasar internasional, bahkan menggandeng pelaku usaha logistik untuk tata cara mengirim barang ke luar negeri,” kata Kepala Seksi Bimbingan Usaha Perdagangan Dinas Perindustrian dan Perdagangan Kota Yogyakarta Endang Wahyuningsih.
(E013)