BMKG Yogyakarta imbau masyarakat waspadai cuaca ekstrem

id Cuaca esktrem

BMKG Yogyakarta imbau masyarakat waspadai cuaca ekstrem

Hujan (Foto Antara)

Yogyakarta (Antaranews Jogja) - Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika Yogyakarta mengimbau masyarakat di daerah ini mewaspadai potensi cuaca ekstrem selama empat hari ke depan yang salah satunya disebabkan adanya daerah pertemuan angin atau konvergensi di sepanjang Pulau Jawa.
     
 "Waspada potensi genangan, banjir maupun longsor bagi yang tinggal di wilayah berpotensi hujan lebat terutama di daerah rawan banjir dan longsor," kata Kepala Stasiun Klimatologi Mlati BMKG Yogyakarta Agus Sudaryatno melalui keterangan tertulis di Yogyakarta, Senin.
       
Menurut Agus, berdasarkan pemantauan dan analisis dinamika atmosfer-lautan terkini sirkulasi angin tertutup di Laut Jawa yang cukup persisten hingga 3 hari kedepan dapat mengakibatkan terbentuknya daerah konvergensi di sepanjang Jawa.
       
Selain itu, lanjut dia, aliran massa udara basah yang masuk dari Samudera Hindia  ke wilayah Jawa juga berkontribusi mendukung pertumbuhan awan hujan.  
       
Kondisi  itu dapat memicu pertumbuhan awan konvektif yang berpotensi menyebabkan hujan dengan intensitas sedang-lebat yang dapat disertai petir atau kilat dan angin kencang di beberapa wilayah DIY.
       
Ia menyebutkan sejumlah wilayah yang berpotensu terjadi cuaca ekstrem antara lain di Kalibawang, Samigaluh, Girimulyo, Nanggulan (Kulonprogo), Turi, Cangkringan, Pakem, Tempel, Sleman, Minggir, Seyegan, Mlati, Ngaglik,  Ngemplak, Depok, Kalasan, Prambanan (Sleman), Nglipar, Ngawen, Gedangsari, Patuk, Semin (Gunung Kidul), Piyungan, Banguntapan, Kasihan (Bantul), dan Kota Yogyakarta.
     
Oleh sebab itu, ia berharap menghadapi potensi cuaca ekstrem tersebut, selain mewaspadai banjir, masyarakat juga perlu mewaspadai  kemungkinan hujan disertai angin yang dapat menyebabkan pohon maupun baliho tumbang atau roboh.
   
  "Agar tidak berlindung di bawah pohon dan mengaktifkan handphone saat hujan disertai kilat atau petir," kata dia.
Pewarta :
Editor: Bambang Sutopo Hadi
COPYRIGHT © ANTARA 2024