Hargai cabai di Kulon Progo merangkak naik

id Pasar lelang cabai

Hargai cabai di Kulon Progo merangkak naik

Pasar Lelang Cabai Trisik di Kabupaten Kulon Progo, DIY, dibanjiri permintaan dari pedagang Jakarta dan Sumatera. (Foto ANTARA/Mamiek)

Kulon Progo (Antaranews Jogja) -  Harga cabai di tingkat petani di Kabupaten Kulon Progo, Daerah Istimewa Yogyakarta, mulai merangkak naik setelah sempat anjlok pada Rp7.000 per kilogram.
     
Petani cabai di Kecamatan Panjatan Sukarman di Kulon Progo, Sabtu, mengatakan pada akhir Oktober 2018, harga cabai mencapai Rp20 ribu per kilogram (kg), setelah itu pada awal November berangsur turun pada harga Rp17 ribu, dan terendah pada harga Rp7 ribu per kg.
     
"Sejak Jumat (30/11), harga cabai di pasar lelang sudah di atas Rp11 ribu per kg. Petang ini hampir menyentuh harga Rp13 ribu per kg," kata Sukarman.
     
Ia mengatakan naiknya harga cabai di tingkat petani atau pasar lelang disebabkan oleh naiknya permintaan cabai dari wilayah Sumatera. Setiap naiknya permintaan cabai dari luar Jawa, dipastikan harga cabai di tingkat petani Kulon Progo akan naik.
     
Selama ini, pasar cabai dipasarkan di Jakarta, Semarang dan pasar lokal di DIY. Sehingga harga cabai selalu rendah dan tidak stabil.
     
"Setiap permintaan cabai dari wilayah Sumatera tinggi, dapat dipastikan harga cabai naik dan harganya sangat tinggi," katanya.
     
Sukarman mengatakan setiap kali petik, hasil panen cabai di lahan miliknya seluas 1,5 hektare bisa mencapai satu ton. Hasil panen tahun ini sangat bagus, meski harganya masih tergolong rendah.
     
"Kami berharap harga cabai terus naik, seiring tingginya permintaan cabai dari luar Jawa," harapnya.
     
Pengelola Pasar Lelang Cabai Trisik Marjuni mengatakan harga cabai mengalami kenaikan karena tingginya permintaan dari pasar di Jakarta, Sumatera, Semarang (Jawa Tengah), dan pasar di DIY.
   
Meski naik, menurut Marjuni, harga cabai sebelum menyentuh Rp15 ribu per kg, petani belum mendapat keuntungan. Hal ini dikarenakan biaya produksi sangat tinggi, mulai dari biaya perawatan, obat, bahan bakar minyak untuk menyiram tanaman, dan biaya petik yang tinggi.
     
"Sebelum harga cabai Rp15 ribu per kg, petani belum mendapat keuntungan," katanya.