BPBD : belum ada laporan longsor akibat hujan

id BPBD

BPBD : belum ada laporan longsor akibat hujan

Kepala Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Bantul, Dwi Daryanto (Foto ANTARA/Sidik)

Bantul (Antaranews Jogja) - Badan Penanggulangan Bencana Daerah Kabupaten Bantul, Daerah Istimewa Yogyakarta, menyatakan belum ada laporan kejadian tanah longsor dan banjir di  wilayah setempat karena dampak hujan yang turun pada awal musim hujan saat ini. 
     
"Sampai saat ini belum ada informasi terkait dengan kejadian banjir maupun tanah longsor, selama ini dampak hujan masih pada posisi banyak pohon tumbang di beberapa titik," kata Pelaksana Tugas (Plt) Kepala BPBD Bantul Dwi Daryanto di Bantul, Senin. 
     
Menurut dia, belum adanya kejadian tanah longsor maupun banjir luapan sungai   karena hujan yang mengguyur wilayah Bantul belum begitu deras dan intensitas hujan masih ringan atau tidak ekstrem yang  memicu potensi tanah longsor di daerah rekanan tanah.
     
"Alhamdulillah hujan di Bantul selama ini masih belum begitu ekstrem, masih landai-landai saja, hujan masih merata dan durasi belum panjang, juga curah hujan belum lebat sehingga situasi masih terkondisikan," katanya.
     
Namun demikian, pihaknya berharap musim hujan di Bantul pada musim ini berlangsung normal tidak ada fenomena alam atau badai yang berakibat hujan ekstrem seperti yang terjadi pada musim hujan 2017 hingga mengakibatkan banjir dan tanah longsor. 
     
"Mudah-mudahan ke depan masyarakat kita bisa mengantisipasi dan menjadi waspada terkait dengan kejadian-kejadian yang berpotensi terjadi manakala terjadi hujan deras," katanya.
     
Namun demikian, sebagai antisipasi dan peningkatan kewaspadaan dini hadapi bencana, BPBD sudah mendirikan 20 posko siaga banjir dan longsor dengan melibatkan personel maupun sumber daya manusia (SDM) forum pengurangan risiko bencana (FPRB) yang terbentuk di desa setempat.
     
Menurut dia, 20 posko siaga banjir dan tanah longsor itu saat ini sudah mulai berjalan, tiap-tiap posko siaga selama 24 jam sehingga akan ada personel yang berjaga terus secara bergiliran dengan dukungan peralatan dan logistik dari instansinya.
     
Posko siaga banjir dan tanah longsor itu diantaranya di wilayah Kecamatan Piyungan ada tiga posko, yaitu di Desa Srimartani, Srimulyo dan Sitimulyo, kemudian di wilayah Kecamatan Pleret ada posko baik longsor maupun banjir.
     
"Teman-teman FPRB akan pantau terus  situasi di wilayahnya, dan itu jadi sebuah potensi yang perlu kita apresiasi, karena dengan swadaya dan pemahamannya sendiri mereka turut mengkondisikan kejadian di Bantul," katanya.