Sumur Wakaf mengatasi krisis air bersih di Dusun Dringo Gunung Kidul

id ACT Yogyakarta,sumur wakaf

Sumur Wakaf  mengatasi krisis air bersih di Dusun Dringo Gunung Kidul

Pekerja sedang mengerjakan pembuatan sumur bor di Dusun Dringo, Desa Girijati, Kecamatan Purworsari Gunung Kidul, Minggu (2/12). Tekstur tanah yang berbatuan di wilayah ini meskipun kedalaman sudah mencapai 50 meter belum mendapatkan sumber air yang diharapkan dan proses pengeboran masih dilakukan. (Foto Antara/ACT)

Yogyakarta (Antaranews Jogja) - Meskipun beberapa wilayah di Kabupaten Gunung Kidul, Daerah Istimewa Yogyakarta, saat ini telah memasuki musim hujan, bukan berarti masalah kesulitan mendapatkan air bersih di daerah ini teratasi.

Faktanya di Dusun Dringo, Desa Girijati, Kecamatan Purworsari, Gunung Kidul, meskipun hujan telah mengguyur beberapa kali dalam sebulan terakhir ini,  ternyata sumur-sumur  di sekitar rumah warga masih belum terisi air, sehingga warga masih harus berburu air bersih untuk keperluan sehari-hari. 

“Satu-satunya sumur yang masih memiliki sumber mata air adalah Sumur Sendang Kalijambu yang jaraknya cukup jauh, biasanya masyarakat daerah sini harus berjalan ke bawah terlebih dahulu untuk mengambil air atau membeli air bersih dari truk tangki,” ujar Ketua RT 05 Dusun Dringo Yuniswanto.

Kondisi mengkhawatirkan inilah yang membuat Global Wakaf-ACT DIY berupaya mengatasi permasalahan mendasar di Gunung Kidul melalui program pembangunan sumur wakaf menjadi fokus utama untuk menyelesaikan kekeringan di kabupaten ini.. 

Penanggung Jawab Program Sumur Wakaf Kharis Pradana menyampaikan saat ini sudah ada 16 titik sumur wakaf di sekitar DIY, 13 di antaranya telah dibangun di Kabupaten Gunung Kidul, sedangkan untuk sumur wakaf yang ke-16 di Dusun Dringo saat ini masih proses pengeboran,” ujarnya.

Wahyu yang mengetuai tim pengeboran juga menyampaikan sumur wakaf yang berada di Dusun Dringo  mulai dibor pertama kali sejak Jumat (30/11) dan hingga Minggu (2/12)i kedalamannya sudah mencapai 50 meter. Rata-rata pengeboran di wilayah Gunung Kidul cukup lama karena tekstur tanah didominasi bebatuan sehingga tanahnya sulit ditembus mata bor..

“Meskipun sudah masuk musim hujan, keberadaan sumur wakaf sebagai sumber air bersih untuk warga sangat penting karena  Kabupaten Gunung Kidul merupakan wilayah yang setiap tahun mengalami kekeringan saat musim kemarau. Harapannya ketika memasuki musim kemarau tahun depan, warga sudah tidak mengalami kekurangan air bersih lagi," tutup Kharis.