PBNU: Dubes Arab Saudi campuri politik Indonesia

id said aqil

PBNU: Dubes Arab Saudi campuri politik Indonesia

Ketua Umum PBNU Said Aqil Siroj (kanan) (Foto Antara)

Jakarta (Antaranews Jogja) - Ketua Umum Pengurus Besar Nahdlatul Ulama Said Aqil Siroj mengatakan Duta Besar Arab Saudi Osamah Muhammad Al Shuaibi telah mencampuri urusan politik Indonesia lewat cuitan Twitternya.

"Osamah melakukan pelanggaran keras diplomatik, yaitu mencampuri urusan politik suatu negara di luar kewenangannya," kata Said dalam jumpa persnya di kantor PBNU, Jakarta, Senin.

Lewat akun Twitternya, Dubes Saudi untuk Indonesia itu memberi pujian atas kegiatan Reuni 212 yang disebutnya gerakan membela kalimat tauhid.

Kendati demikian, Said memandang Dubes Osamah melakukan kesalahan karena menyebut pihak pembakar bendera dinaungi ormas sesat.

"Osamah telah dengan sengaja menyebarkan fitnah dengan menuduh bahwa aksi pembakaran bendera dilakukan oleh organisasi yang dimaksud dengan mengatakan jamaah 'almunharifah' yaitu organisasi sesat atau menyimpang," kata dia.

Padahal, kata dia, GP Ansor selaku organisasi sayap NU sudah memberikan sanksi kepada oknum di strukturnya yang melakukan pembakaran.

Dia mengatakan pembakaran dilakukan di luar prosedur standar. Bahkan keluarga besar NU menyesalkan kejadian tersebut.

Atas kecerobohan Dubes Saudi itu, Said telah mengontak pemerintah Indonesia agar memanggil Dubes Osamah.

Bahkan, dia mengatakan PBNU meminta agar Dubes dipulangkan ke Tanah Airnya sebagai bagian sanksi atas tindakannya yang gegabah.

Said menegaskan PBNU protes keras atas pernyataan Osamah.

"Hal ini jelas mengganggu hubungan diplomatik RI-Arab Saudi, atas dasar ini kami menyampaikan protes keras," katanya.

Dua hal memicu Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) melakukan protes keras terhadap Duta Besar Arab Saudi untuk Indonesia, Osamah Muhammad Al Shuaibi.

"Secara substansi terdapat dua hal," kata Sekretaris Jenderal PBNU Helmy Faishal Zaini.

Adapun jumpa pers di Gedung PBNU itu sebagai respons atas cuitan Twitter Osamah yang menyebut Reuni 212 sebagai kegiatan bela tauhid akibat pembakaran bendera oleh ormas menyimpang.

Helmy menyatakan substansi pertama protes terhadap Dubes Saudi itu adalah Osamah menyederhanakan Reuni 212 yang intinya silaturahim sebagai bela tauhid. "Ini salah kaprah," ujarnya.

Substansi kedua, dia menyebutkan dalam cuitan terdapat menyimpang yang memotori pembakaran bendera. Sementara pembakaran dilakukan oleh anggota GP Ansor sebagai struktur sayap NU. Pembakaran itu dilakukan diluar prosedur dan terhadap pelaku telah dilakukan pembinaan.

Keluarga besar NU, lanjutnya juga menyesalkan aksi pembakaran bendera Hizbut Tahrir Indonesia dengan tertera kalimat tauhid.

Atas kesalahan substansi itu, Helmy mengatakan PBNU telah mengontak Menteri Luar Negeri (Menlu) Retno Marsudi atas protes terhadap Dubes Saudi.

Dari proses komunikasi itu, ia mengatakan Menlu akan memanggil Dubes Osamah tetapi tidak bisa dilakukan dalam waktu dekat karena yang bersangkutan saat ini berada di Arab Saudi. 
Pewarta :
Editor: Bambang Sutopo Hadi
COPYRIGHT © ANTARA 2024