Gunung Kidul (Antaranews Jogja) - Pemerintah Kabupaten Gunung Kidul, Daerah Istimewa Yogyakarta, melakukan tes HIV/AIDS atau VCT terhadap Aparatur Sipil Negara dan masyarakat di wilayah ini.
Sekretaris Dinas Kesehatan Gunung Kidul Priyanta Madya Satmaka di Gunung Kidul, Rabu, mengatakan diadakan pemeriksaan VCT bagi ASN maupun masyarakat umum sebagai bentuk keperdulian terhadap kesehatan diri sendiri maupun masyarakat lain.
"Pemeriksaan ini hasilnya bersifat rahasia. Hasilnya rahasia, dikembalikan ke masing-masing," katanya.
Priyanto mengatakan dari data yang ada sebanyak 356 warga Gunung Kidul mengidap HIV sementara untuk data penderita AIDS sendiri lebih 200 orang. Tidak sedikit pula perempuan yang mengidap penyakit ini, mulai dari perilaku yang tidak terkontrol hingga hal-hal lainnya. Tentu menjadi keprihatianan tersendiri dan perlu segera ada penanganan khusus. Dari jumlah tersebut bahkan terdapat kurang lebih 10 anak-anak yang dinyatakan menderita penyakit ini.
Bedasarkan pemetaan pula, banyaknya kasus pengidap HIV AIDS di Gunung Kidul, sebagian berasal dari mereka yang semula bekerja di tanah rantau kemudian setelah mengalami sakit-sakitan kembali ke daerah asalnya.
Untuk penanganan sendiri, sebanyak 30 puskesmas yang ada di Gunung Kidul sudah dapat melayani pemeriksaan VCT.
"Kalau untuk persebaran hampir setiap kecamatan ada namun demikian seperti Kota, Ponjong, Semanu dan Playen masih cukup tinggi," katanya.
Ia mengatakan janin yang dikandung oleh ibu hamil dengan mengidap HIV patut dilindungi agar tidak terwarisi penyakit tersebut dan menjadi permasalahan bagi generasi lanjutan. Sehingga perlu ada solusi atau perlindungan baik janin yang dikandung oleh ibu hamil pengidap HIV.
"Sudah kami terapkan program ini sejak beberapa waktu lalu. Sebagai langkah antisipasi janin atau anak ikut mengidap penyakit ini, perlu ada pendampingan dan treatmen khusus. Sehingga kedepan paling tidak anak pengidap HIV atau bahkan Aids dapat terkontrol dan terdata," kata Priyanta.
Sementara itu, Bupati Gunung Kidul Badingah mengatakan diskriminasi pada penderita penyakit ini terlebih pada anak-anak merupakan permasalahan sosial. Di mana perilaku ini perlu diubah oleh masyarakat, agar mereka paham mengenai penyakit HIV/AIDS dan dapat memperlakukan sesuai dengan orang sehat atau normal pada umumnya
"Jangan sampai terdapat perilaku yang membeda-bedakan sehingga justru berdampak pada mental anak atau orang tua," katanya.
Berita Lainnya
PMJ meluncurkan aplikasi layanan kesehatan untuk orang dengan HIV/AIDS
Jumat, 19 Januari 2024 1:27 Wib
Pakar: 90 persen transmisi infeksi HIV dari ibu ke bayi
Rabu, 6 Desember 2023 1:40 Wib
Dinkes Kulon Progo memperkuat edukasi masyarakat cegah HIV/AIDS
Jumat, 1 Desember 2023 19:54 Wib
Desa Adat di Bali cegah HIV-AIDS
Minggu, 17 September 2023 6:49 Wib
Cegah HIV/AIDS, ada buku bahan ajar untuk guru
Sabtu, 17 Juni 2023 3:38 Wib
5.100 kasus baru ibu rumah tangga terjangkit HIV
Selasa, 9 Mei 2023 6:06 Wib
Gunungkidul menyediakan layanan konseling dan tes HIV di puskesmas
Senin, 5 September 2022 11:24 Wib
Harus dipenuhi, hak dasar anak penderita HIV/AIDS
Senin, 25 Juli 2022 7:07 Wib