Bupati Bantul evaluasi pemakaian stadion untuk PSIM Yogyakarta

id Bupati Bantul

Bupati Bantul evaluasi pemakaian stadion untuk PSIM Yogyakarta

(jogja.antaranews.com) (jogja.antaranews.com/)

Bantul (Antaranews Jogja) - Bupati Bantul, Daerah Istimewa Yogyakarta, Suharsono akan mengevaluasi pemakaian Stadion Sultan Agung Bantul bagi tim sepak bola PSIM Yogyakarta menyusul kerusuhan suporter yang terjadi saat melawan PS Tira pada Selasa (11/12) sore. 
     
Bupati Bantul di Bantul, Rabu, mengatakan, Stadion Sultan Agung milik pemerintah daerah itu memang disewa untuk pertandingan sepak bola Piala Indonesia, agar bisa memberikan hiburan bagi masyarakat setempat dan pecinta olahraga bergengsi tersebut.
     
"Intinya ingin menghibur kepada masyarakat bukan tujuan lain, karena PSIM sendiri kan lapangannya belum selesai, dan intinya ingin hibur masyarakat, tetapi kalau anak buahnya (suporter PSIM) tidak bisa dikendalikan, ya nanti kita evaluasi," katanya.
     
Pertandingan Piala Indonesia di Stadion Sultan Agung antara PS Tira melawan PSIM Jogja dengan skor sementara 2-0 untuk kemenangan PS Tira tersebut harus dihentikan pada menit 80 karena ribuan suporter PSIM merangsek masuk ke lapangan karena protes keputusan wasit.
       
Bupati menyayangkan kerusuhan tersebut, apalagi selaku kepala daerah juga bermitra baik dengan Wali Kota Yogyakarta Haryadi Suyuti, yang memimpin kota asal tim sepak bola tersebut. Sehingga ke depan akan dievaluasi mengenai izin pemakaian stadion untuk PSIM. 
     
"Kalau perlu kita larang, saya punya hubungan baik dengan Pak Haryadi. Jadi kita evaluasi lagi, dengan (melawan) PS Tira saja (suporter PSIM) seperti itu, apalagi dengan klub umum," katanya.
     
Bupati mengatakan, dalam waktu dekat akan segera berkomunikasi dengan Dinas Pendidikan, Pemuda dan Olahraga Bantul kaitannya dengan izin pemakaian stadion oleh PSIM Jogja, mengingat kerusuhan suporter terjadi saat melawan PSS Sleman beberapa waktu lalu. 
     
"Kalau sanksinya bisa tidak saya beri izin, kan dulu saat lawan PSS Sleman juga ribut seperti itu, sudah saya kasih ijin, masih ada saja seperti itu. Nanti saya bicarakan dengan Disdikpora apakah nanti mau main lagi PSIM, kalau perlu kita larang untuk bermain (di Bantul)," katanya. 
       
Sedangkan untuk PS Tira, Bupati mengatakan, bisa menjaga kondusifitas ketika melawan PSIM Jogja yang berakhir dengan kerusuhan suporter. Tim sepak bola milik TNI dan rakyat itu menurutnya sudah sesuai dengan aturan dan tidak melanggar hukum.
     
 "Saya juga berkeliling tadi malam setelah kejadian, melihat situasi di jalan-jalan kalau ada apa-apa saya bubarkan, tapi Alhamdulillah tidak ada apa-apa, sempat ada kelompok (berkumpul) di depan rumah saya, saya suruh bubar," katanya.