Suryo Ndadari: danais belum dirasakan pemerintah desa

id Danais

Suryo Ndadari: danais belum dirasakan pemerintah desa

Ilustrasi. Abdi dalem terima Danais Abdi dalem Keraton Kasunanan Surakarta menerima uang saat pembagian Dana Keistimewaan (Danais) oleh Pemda Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY) kepada abdi dalem keraton Kasunanan Surakarta di Kabupaten Jurukunci Pasareyan Agung Imogiri Bag. Surakarta, Imogiri, Bantul, Yogyakarta, Rabu (6/5). Puluhan abdi dalem Keraton Kasunanan Surakarta yang bertugas di Makam Raja-raja Kota Gede dan Imogiri memperoleh uang Danais dengan besaran beragam sesuai dengan jabatan.ANTARA FOTO/Andreas Fitri Atmoko/15.


 Sleman (Antaranews Jogja - Paguyuban Kepala Desa dan Perangkat Desa Kabupaten Sleman, Daerah Istimewa Yogyakarta, "Suryo Ndadari" mengaku selama ini pemerintah desa belum merasakan langsung Dana Keistimewaan yang dialokasikan pemerintah pusat ke DIY.
     
"Selama ini masyarakat desa belum merasakan manfaat dari dana keistimewaan (Danais) secara langsung," kata Ketua "Suryo Ndadari" Lekta Manurung di Sleman, Kamis.
     
Pada 2018 nominal Danais yang didapat Pemerintahan Kabupaten Sleman sebesar Rp13,7 miliar, namun dana tersebut belum masuk ke desa.
     
"Jika penggunaan Danais misal untuk infrastruktur jalan yang itu adalah jalan provinsi atau kabupaten, tentu hal itu belum bisa tersentuh langsung oleh masyarakat desa," katanya.
     
Menurut dia, Danais hingga saat ini belum masuk ke desa, jika ada Danais yang masuk ke desa itu harus melalui pengajuan dengan proposal.
     
"Danais itu bukan tentang siapa yang dapat dan tidak, jad tidak perlu proposal untuk dapat Danais, harusnya Danais itu untuk kesejahteraan masyarakat," katanya.
     
Ia mengatakan, proses pengajuan proposal Danais juga memakan waktu terlalu lama, bisa sampai dua tahun lebih baru bisa cair.
     
"Kami berharap Danais ini bukan dengan mekanisme pengajuan proposal tapi langsung ke rekening desa," katanya.
     
Lekta mengatakan, permintaan agar Danais itu masuk ke rekening desa bukanlah tanpa dasar, saat ini tuntutan desa sangat tinggi termasuk belanja desa.
     
"Diharapkan dengan adanya Danais ini bisa menutup belanja daerah yang semakin tinggi," katanya.
     
Ia berharap, pemerintah daerah tidak setengah-setengah dalam mengalokasikan Danis ini, sehingga seluruh masyarakat bisa memanfaatkannya.
     
"Sehingga akan terasa istimewa jika bisa menyentuh langsung simpul-simpul kemasyarakatan," katanya.
     
Kepala Dinas Kebudayaan (Disbud) Kabupaten Sleman Aji Wulantara mengatakan untukuk 2018 dari total Danais sebesar Rp13,7 miliar dan hingga November sudah terserap 85,75 persen.
   
 "Semua untuk program kebudayaan seperti pembinaan kesejarahan, bahasa dan sastra, pagelaran teater, langen carito, merti dusun dan lain sebagainya.
   
 "Hingga Desember kami targetkan bisa terserap 95 persen," katanya.
     
Ia mengatakan, untuk 2019 Danais yang diterima Kabupaten Sleman sebesar Rp52 miliar, selain untuk melanjutkan programseperti pada 2018 juga untuk membangun Taman Budaya Sleman.
     
"Sebagian besar alokasinya untuk pembangunan Taman Budaya Sleman," katanya.
     
Aji mengatakan, namun untuk pembangunan fisik belum bisa dilakukan pada 2019 dan masih fokus untuk tukar guling lahan dan sayembara desain.
     
"Proses fisik kemungkinan baru bisa dilakukan pada 2020," katanya.
 
Pewarta :
Editor: Herry Soebanto
COPYRIGHT © ANTARA 2024