Aktivitas penambangan di lereng Merapi masih berlangsung

id Penambangan merapi

Aktivitas penambangan di lereng Merapi masih berlangsung

Ilustrasi, Penambangan pasir Merapi (Foto jogja.antaranews.com)


Sleman (Antaranews Jogja) - Aktivitas penambangan pasir di lereng Gunung Merapi Dusun Kopeng, Desa Kepuharjo, Kabupaten Sleman, Daerah Istimewa Yogyakarta masih tetap berlangsung meskipun ada imbauan untuk menghentikan sementara penambangan setelah status Merapi naik menjadi waspada.
     
"Sebenarnya aktivitas penambangan pasir di lereng Merapi belum disarankan jika mengacu surat edaran dari Dinas Pekerjaan Umum Energi dan Sumber Daya Mineral (DPU-ESDM) DIY yang menyatakan penambangan pasir dihentikan sampai status Merapi kembali pada level aktif normal," kata Kepala Desa Kepuharjo Heri Suprapto di Sleman, Jumat.
     
Menurut dia, saat ini aktivitas penambangan di lereng Merapi tetap berjalan seperti biasanya.
     
"Tiap hari puluhan truk pengangkut pasir dan batu  masih hilir mudik, alat berat juga masih beroperasi di Sungai Gendol," katanya.
     
Ia mengatakan, para pelaku penambangan pasir tersebut merupakan perusahaan legal yang juga mengantongi izin resmi.
     
"Kalau tentang izin penambangan, tanyakan ke pemerintah di atas yang memiliki kewenangan memberikan izin. kalau saya hanya sekadar mengimbau untuk hati-hati," katanya.
     
Heri mengatakan, meski tidak memiliki kewenangan terkait izin penambangan, namun pihaknya terus melakukan pengawasan terutama terkait keamanan kawasan penambangan dan aktivitasnys.
     
"Kalau nanti status Gunung Merapi sudah pada level III atau 'awas' baru lokasi di atas saya sterilkan untuk keamanan," katanya.
     
Sedangkan Wawan warga Kecamatan Cangkringan mengatakan, aktivitas penambangan pasir Merapi di Sungai Gendol bahkan sudah jauh ke atas mendekati hulu sungai.
     
"Aktivitas penambangan dengan alat berat sudah merambah sampai jauh di atas, mungkin hanya sekitar lima kilometer dari puncak Merapi, padahal setahu saya jarak yang diizinkan adalah maksimal tujuh kilometer," katanya.
 
Pewarta :
Editor: Herry Soebanto
COPYRIGHT © ANTARA 2024