Apindo DIY dorong UMKM berkembang di era digital

id umkm

Apindo DIY dorong UMKM berkembang di era digital

Ketua Apindo DIY Buntoro dalam diskusi publik "Peran Pengusaha Dalam Mengembangkan UMKM: Peluang dan Kendalanya. (foto istimewa)

Yogyakarta, (Antaranews Jogja) - Asosiasi Pengusaha Indonesia Perwakilan Daerah Istimewa Yogyakarta mendorong usaha mikro, kecil, dan menengah di Yogyakarta dan sekitarnya untuk berkembang di era digital.
     
"Kami siap melakukan pembinaan terhadap pelaku UMKM dalam digitalisasi untuk menyejahterakan kehidupan masyarakat khususnya di wilayah DIY," kata Ketua Asosiasi Pengusaha Indonesia (Apindo) Perwakilan DIY Buntoro dalam diskusi publik yang diselenggarakan Jaya Sejati Mandiri bertema "Peran Pengusaha Dalam Mengembangkan UMKM: Peluang dan Kendalanya", di Yogyakarta, Rabu.

Menurut dia, Apindo DIY juga mendukung kebijakan pemerintah dalam mengembangkan UMKM. Dukungan terhadap kebijakan pemerintah juga dilakukan untuk mempercepat berkembangnya UMKM di zaman "now" saat ini.
     
"Kami juga mengingatkan pentingnya pendampingan kepada pelaku UMKM dari invasi produk-produk Tiongkok yang saat ini membanjiri pasar di Indonesia," kata Buntoro.
   
 Ia mengatakan, Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional 2015-2019 sebagaimana ditetapkan dalam Perpres Nomor 2 Tahun 2015 menetapkan sasaran pembangunan UMKM dan koperasi yang akan diwujudkan adalah meningkatnya kontribusi UMKM dan koperasi dalam perekonomian yang ditunjukkan oleh pertumbuhan PDB UMKM.
     
Selain itu, meningkatnya daya saing UMKM, meningkatnya usaha baru, serta meningkatnya kinerja kelembagaan dan usaha koperasi.
     
Sedangkan strategi yang dilaksanakan, kata dia, antara lain meningkatkan kualitas sumber daya manusia, meningkatkan akses pembiayaan dan skema pembiayaan, meningkatkan nilai tambah produk dan jangkauan pemasaran.
     
Selain itu penguatan kelembagan usaha serta peningkatan kemudahan kepastian dan perlindungan hukum.
   
 "Untuk itu diperlukan sinergi antara pemerintah, pengusaha, pakar ekonomi, pelaku UMKM, dan pemangku kepentingan lain untuk memajukan UMKM dari persaingan global," kata Buntoro.

Panutan S Sulendrakusuma dari Lemhannas mengatakan Indonesia masuk dalam 10 besar ekonomi terbesar di dunia pada  2030. Peta jalan making Indonesia 4.0 didorong perkembangan revolusi industri 4.0, bonus demografi, dan kebutuhan untuk menyediakan lapangan pekerjaan tambahan 10 juta. 

"Indonesia akan berfokus pada lima sektor utama untuk penerapan awal dari teknologi ini, yaitu makanan dan minuman, tekstil dan pakaian, otomotif, kimia, dan elektronik," katanya.
     
Dekan Fakultas Ekonomi Amikom Yogyakarta Abidarin Rosidi mengatakan di era digitalisasi berpotensi memberikan peningkatan net tenaga kerja hingga 2,1 juta pekerjaan baru pada 2025.
     
"Saat ini beberapa jenis model bisnis dan pekerjaan di Indonesia sudah terkena dampak arus era digitalisasi, contohya toko konvensional menjadi toko 'online', taksi konvensional bergeser menjadi taksi berbasis 'online'," katanya.
   
 Menurut dia, ancaman yang akan dihadapi di era digitalisasi yaitu akan berkurangnya sekitar 1-1,5 miliar pekerjaan sepanjang tahun 2015-2025 karena digantikannya posisi manusia dengan mesin otomatis.
     
Selain itu, kata dia, untuk merespons kemajuan teknologi dibutuhkan "skill" antara lain kemampuan untuk memecahkan masalah, kemampuan untuk melakukan koordinasi, negosiasi dan persuasi, kemampuan berkomunikasi.
     
"Kemudian kemampuan untuk mengambil keputusan dengan pertimbangan yang matang, 'logical thinking', 'monitoring', 'cognitive flexibility', 'creativity', 'logical reasoning', 'problem sensitivity', 'mathematical reasoning', dan 'visualization'," katanya.
Pewarta :
Editor: Luqman Hakim
COPYRIGHT © ANTARA 2024