Produk kuliner rumahan Yogyakarta akan tembus minimarket waralaba

id Kuliner,umkm,minimarket waralaba

Produk kuliner rumahan Yogyakarta akan tembus minimarket waralaba

Sejumlah produk kuliner yang dihasilkan kelompok usaha kuliner di wilayah Kota Yogyakarta akan dipasarkan di salah satu minimarket waralaba (Foto Antara/Eka Arifa Rusqiyati)

Yogyakarta (Antaranews Jogja) - Pemerintah Kota Yogyakarta terus memberikan fasilitasi kepada kelompok usaha perempuan yang bergerak di bidang kuliner dengan memperluas jaringan pemasaran sehingga produk kuliner rumahan tersebut menembus minimarket waralaba.

“Kami sudah berkomunikasi dengan salah satu minimarket waralaba untuk bisa bekerja sama menampung hasil produksi dari kelompok usaha ibu-ibu ini. Dan ternyata, permintaan tersebut disambut baik,” kata Wakil Wali Kota Yogyakarta Heroe Poerwadi di sela seminar UMKM di Yogyakarta, Selasa.

Menurut dia, pengusaha minimarket waralaba juga memberikan kelonggaran persyaratan yaitu produk kuliner rumahan ini dapat dijual di satu atau dua minimarket yang berada di sekitar lokasi tempat tinggal mereka tanpa harus memenuhi permintaan untuk dijual di seluruh minimarket waralaba.

“Biasanya, pihak minimarket waralaba memberikan syarat yaitu produknya harus tersedia di seluruh minimarket yang ada. Tetapi, karena produk kuliner rumahan ini produksinya masih terbatas, maka dapat dijual di beberapa minimarket saja. Ini sesuai dengan semangat program Gandeng Gendong,” kata Heroe.

Sistem penjualan yang akan diterapkan, lanjut Heroe, juga tidak akan membebani kelompok usaha di wilayah karena hasil penjualan sudah bisa diambil pada hari berikutnya.

“Penjualan hari ini bisa diambil keesokan harinya saat kelompok usaha menyetorkan dagangan mereka. Makanan yang tidak laku terjual akan dikembalikan ke produsen,” katanya.

Berdasarkan hasil penilaian yang dilakukan oleh sejumlah profesional seperti koki hotel dan dari pengusaha minimarket waralaba, produk kuliner rumahan dari Kota Yogyakarta rata-rata sudah memiliki kualitas yang bagus dan layak dijual di minimarket.

“Kualitas rasa sudah bagus. Tinggal diperbaiki untuk ukuran agar tidak terlalu besar, penggunaan bahan yang berkualitas serta pengemasan yang lebih baik dan menarik,” kata Heroe.

Ia berharap, kelompok usaha kuliner di wilayah tersebut tidak hanya memenuhi permintaan makan dan minum dari Pemerintah Kota Yogyakarta saja tetapi bisa mengembangkan usaha dengan memperluas pemasaran hingga ke minimarket waralaba atau toko modern lainnya, bahkan bisa masuk ke perhotelan.

 “Oleh karenanya, kualitas produk harus terus ditingkatkan sehingga pembeli tidak merasa kecewa. Salah satunya, kami mendatangkan koki dari hotel untuk memberikan pelatihan kepada kelompok usaha ini,” kata Heroe.

Sementara itu, salah satu masyarakat yang tergabung dalam kelompok usaha kuliner Desi Nur Attohiroh mengatakan, merasa senang dengan program Gandeng Gendong dari Pemerintah Kota Yogyakarta karena bisa menggerakkan perekonomian masyarakat.

“Di kelompok kami ada delapan anggota. Sebelumnya, saya pun sudah sering menerima pesanan makanan berat. Sedangkan untuk anggota kelompok lain kerap menerima pesanan makanan ringan. Semuanya bekerja sama,” katanya.

Selama tergabung dalam kelompok usaha tersebut, jumlah pesanan terbanyak yang pernah diterima adalah 80 bungkus nasi kotak. 

Ia pun berharap dapat memperluas jaringan pemasaran meskipun harus diperhatikan dengan jeli terkait sistem kerja sama yang ditawarkan agar usahanya tetap bisa bertahan atau berkembang. “Kami pun menyadari jika kapasitas produksi kami terbatas,” katanya. 

 

Pewarta :
Editor: Herry Soebanto
COPYRIGHT © ANTARA 2024