FLI Gunung Kidul gelar pentas seni teater di gereja Kristen

id Forum Lintas Iman

FLI Gunung Kidul gelar pentas seni teater di gereja Kristen

Forum Lintas Iman Gunung Kidul, DIY. (Foto ANTARA/Mamiek)

Gunung Kidul (Antaranews Jogja) - Forum Lintas Iman dari berbagai agama Kabupaten Gunung Kidul, Daerah Istimewa Yogyakarta, mendatangi dan menggelar pentas teater sebelum kebaktian Natal dan Selamat Merayakan Natal di Gereja Kristen Jawa Wonosari. 
   
Ketua Forum Lintas Iman (FLI) Gunung Kidul Aminudin Aziz di Gunung Kidul, Selasa, mengatakan tradisi mendatangi rumah ibadah saat perayaan hari besar itu sudah dilakukan sejak beberapa tahun terakhir. 
     
"Sebenarnya kegiatan rutin dari FLI, setiap tahun saat hari besar agama, kita berkunjung ke masjid, gereja, pura, dan wihara secara bergatian. Tahun ini kebetulan pas hari Natal kita mengedepankan teman muda yang tergabung FLI dan Sekolah kebinekaan, bersilaturahmi ke gereja," kata Aminudin.
   
Ia mengatakan kegiatan ini bertujuan mendorongan ke generasi muda agar tumbuh rasa persaudaraan sejak dini. Semangat FLI yakni "jangan wariskan Kebencian satu yang lain kepada penerus kita".
     
"Kami ingin memberi pesan, kalaupun toh generasi tua, para tokoh kita dia aas sana sangat benci satu yang lainnya. kemudian tidak bisa lagi didamaikan, abai akan toleransi dan kebhinekaan," ajaknya.
   
"Biarlah seperti itu, jangan wariskan kebencian, jangan wariskan intoleransi, jangan wariskan kebencian satu yang lain kepada penerus kita. Sebenarnya pesan itu yang kita sampaikan. Oleh sebab itu, hari ini kita lebih banyak melibatkan teman muda dari FLI," lanjutnya.
   
Ia mengakui kegiatan ini ada pro kontra, tetapi hal itu dianggap wajar dalam dinamika dalam kehidupan. Yang diutamakan adalah menghargai perbedaan, menghargai pendapat berbeda itu penting, dan terus digelorakan.
   
"Untuk menyatukan banyak orang satu pendapat tidak mudah, dan mustahil bagi kami. Justru yang terpenting saling menghargai terhadap perbedaan pendapat," katanya.
     
Sutradara Teater, Gondol Sumargiyo mengatakan pementasan ini bercerita tentang kisah seorang ibu yang akan melahirkan. Keluarga besarnya memiliki pandangan tentang lokasi melahirkan, mereka berdebat tentang lokasi mana ibu itu harus melahirkan.
     
Setiap orang dalam keluarga tersebut berasumsi tentang rumah sakit yang baik untuk melahirkan. Kisah singkatnya tentang perdebatan keluarga yang berdebat karena rumah sakit. Padahal yang terpenting bayi yang dilahirkan, dan ibunya harus selamat.
   
"Intinya menyederhanakan persoalan, saat ini orang berpikir tentang identitas padahal yang terpenting kerukunan," katanya.
   
Perwakilan GKJ, Pendeta Dwi Wahyu Prasetyo mengatakan tema perayaan Natal Tahu ini, melalui "Kami bersuka cita bersama, wujud kebersamaan. Bukan untuk memasukkan, iman kami. Kami punya komitmen bersama agar Pancasila terus terawat, melalui cinta, persaudaraan, saling bergandengan tangan, itulah cara kami mewujudkan".
   
Pendeta Dwi mengatakan pesan Natal yakni sesama warga negara, kita semua berideologikan Pancasila. 
     
"Kita memiliki konsensus yang sama untuk terus membangun dan merawat bumi Indonesia," katanya.