Yogyakarta beri apresiasi implementasi "Smart City"

id Smart city, Yogyakarta

Yogyakarta beri apresiasi implementasi "Smart City"

Pemberian apresiasi kepada sejumlah organisasi perangkat daerah di Kota Yogyakarta dalam upaya implementasi “smart city” (Eka Arifa Rusqiyati)

Yogyakarta (Antaranews Jogja) - Pemerintah Kota Yogyakarta memberikan apresiasi kepada masyarakat hingga organisasi perangkat daerah yang dinilai mampu mengimplementasikan sekaligus mengembangkan dan memberikan gagasan terhadap upaya mewujudkan Yogyakarta sebagai “smart city”.

“Apresiasi ini ditujukan terhadap masyarakat atas inisiatifnya untuk mengoptimalkan sumber daya yang ada di wilayahnya guna kemajuan kota sekaligus apresiasi kepada organisasi perangkat daerah (OPD) untuk terus meningkatkan pelayanan masyarakat,” kata Pelaksana Tugas Kepala Dinas Komunikasi Informatika dan Persandian Kota Yogyakarta Tri Hastono di Yogyakarta, Rabu.

Sejumlah gagasan dari masyarakat yang dinilai membantu Pemerintah Kota Yogyakarta dalam mengimplementasikan “smart city” di antaranya sistem informasi untuk pengurusan dokumen di kelurahan, di antaranya surat pengantar dari rukun tetangga (RT).

Sedangkan sejumlah organisasi perangkat daerah di lingkungan Pemerintah Kota Yogyakarta yang memperoleh apresiasi lebih didasarkan pada konsistensi wilayah dalam menggunakan aplikasi yang ada untuk memudahkan pelayanan ke masyarakat hingga memobilisasi warga untuk mengunduh aplikasi “Jogja Smart Service” (JSS).

JSS adalah aplikasi berbasis Android yang dikembangkan Pemerintah Kota Yogyakarta untuk mempermudah masyarakat dalam menyampaikan berbagai keluhan hingga memperoleh informasi tentang Kota Yogyakarta.

Selain itu, apresiasi juga diberikan kepada OPD yang mampu memberikan tanggapan dalam waktu cepat terhadap keluhan yang disampaikan melalui JSS.

“Pengembangan Yogyakarta sebagai ‘smart city’ tidak terlepas dari kolaborasi dari berbagai pihak. Selama satu tahun diimplementasikan, memang masih dalam fase internalisasi layanan. Harapannya, pada 2019 seluruh masyarakat sudah bisa merasakan dampak layanan yang semula berwujud manual ke layanan digital,” katanya.

Sementara itu, Wakil Wali Kota Yogyakarta Heroe Poerwadi mengatakan jika Kota Yogyakarta benar-benar mampu mengimplementasikan “smart city” maka sekitar 60 persen proses pekerjaan birokrasi akan berjalan secara otomatis.

“Misalnya saja pekerjaan untuk memasukkan data dan memilah data. Jika ‘smart city’ sudah bisa dijalankan maka yang tersisa hanya pekerjaan menganalisa data dan mengambil kebijakan,” katanya.

Heroe menambahkan, konsep “smart city” yang dikembangkan di Kota Yogyakarta meliputi sejumlah aspek di antaranya “smart government”, “smart economy”, “smart living”, “smart environment” hingga “smart society”.

 “Harapannya, kami bisa menjalankan ‘smart city’ yang sebenar-benarnya untuk meningkatkan kualitas pelayanan ke masyarakat hingga memudahkan pemerintah untuk mengambil atau menentukan suatu kebijakan,” katanya.

 Sementara itu, Guru Besar ITB Prof. Suhono Harso Supangkat yang memberikan pendampingan ke Pemerintah Kota Yogyakarta dalam mengimplementasikan “smart city” menyebut bahwa pelaksanaan “smart city” bukan hanya semata-mata penerapan berbagai teknologi informasi.

 “Kalau hanya mengandalkan teknologi, maka pelaksanaan ‘smart city’ tidak akan berhasil. Tetapi, sebuah kota juga harus bisa bersikap ‘smart’ yaitu mampu mengelola sumber daya yang ada secara bijak,” katanya.

 

Pewarta :
Editor: Herry Soebanto
COPYRIGHT © ANTARA 2024