BMKG: gelombang laut selatan Yogyakarta normal

id Gelombang

BMKG: gelombang laut selatan Yogyakarta normal

Gelombang tinggi hamtam Pantai Trisik, Kabupaten Kulon Progo. (FOTO ANTARA/Mamiek)

Yogyakarta (Antaranews Jogja) - Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika Yogyakarta menyatakan gelombang di laut selatan Yogyakarta dalam kondisi normal dengan tinggi gelombang rata-rata 1,5 hingga 2 meter dan kecepatan angin 15-30 knots.
     
"Masyarakat khususnya wisatawan tidak perlu resah. Tidak ada keterkaitan dengan kondisi gelombang di Selat Sunda beberapa waktu lalu," kata Kepala Stasiun Klimatologi BMKG Yogyakarta Agus Sudaryatno di Yogyakarta, Kamis.
       
Menurut Agus, meski gelombang laut dalam kondisi normal, masyarakat yang beraktivitas di sepanjang pantai selatan diimbau tetap waspada karena selama memasuki musim hujan hingga puncaknya pada Januari 2019 berpotensi terjadi cuaca ekstrem.   
   
  "Cauaca ekstrem berupa hujan disertai angin kencang juga dapat memicu naiknya tinggi gelombang laut," kata dia.
       
Ia berharap wisatawan yang berkunjung ke wahana wisata pantai di sepanjang pesisir selatan Yogyakarta tidak terlalu dekat dengan bibir pantai. Demikian juga dengan nelayan agar tetap meningkatkan kewaspadaan saat melaut.
     
 "Selama musim liburan ini jangan terlalu ke tepi pantai untuk mengantisipasi jika tiba-tiba muncul gelombang tinggi," kata Agus.
       
Selain mewaspadai gelombang tinggi, ia juga mengimbau masyarakat mewaspadai potensi terjadinya bencana hidrometeorologi seperti banjir, longsor, pohon tumbang, serta bahaya petir.
       
Sementara itu, Kepala Kelompok Data dan Informasi Stasiun Klimatologi BMKG Yogykarta Djoko Budiono mengatakan memasuki 10 hari terakhir Desember 2018, curah hujan di Yogyakarta  meningkat. 
         
Selain disebabkan musim hujan, hujan dengan intensitas tinggi juga dipicu adanya aliran udara dingin dari Asia (Monsun Dingin Asia) yang masuk ke wilayah Indonesia. "Aliran udara dingin itu menyebabkan terjadinya area konvergensi atau belokan angin sehingga memungkinkan terbentuknya awan-awan hujan," kata Djoko.

 
Pewarta :
Editor: Victorianus Sat Pranyoto
COPYRIGHT © ANTARA 2024