Beijing (Antaranews Jogja) - Pengadilan di China bagian selatan mengeksekusi mati seorang pria setelah ia menikam 12 murid taman kanak-kanak (TK), seperti dilaporkan lembaga penyiaran nasional, Senin.
Aksi kekerasan semacam itu jarang terjadi di China, tetapi telah ada serangkaian serangan pisau dan kapak dalam beberapa tahun terakhir yang sebagian besar menargetkan anak-anak.
China Central Television melaporkan bahwa pada Januari 2017, Qin Pengan menikam anak-anak dengan menggunakan pisau sayur untuk membalas dendam atas nasib yang tidak sesuai dengan keinginannya dan setelah berselisih dengan tetangganya.
Tidak ada anak yang meninggal akibat luka dari serangan tersebut.
Pengadilan di Kota Pingxiang, Provinsi Guangxi, memvonis mati Qin dan mengeksekusinya pada Jumat setelah disetujui Mahkamah Agung China.
Meskipun telah ada upaya untuk mengurangi jumlah hukuman mati setiap tahunnya, China masih menjatuhkan hukuman mati pada beberapa orang lebih banyak dibandingkan negara lain, menurut perkiraan sejumlah kelompok HAM.
Hakim Mahkamah Agung pada Desember membuat pembelaan yang jarang terjadi atas hukuman mati, bahwa China tidak dapat menghapus suatu sistem karena khawatir memicu kemarahan publik yang mendukung pelaksanaan hukuman mati.
Berita Lainnya
Liga 1: Arema FC tanding mati-matian
Rabu, 10 April 2024 5:51 Wib
Dishub Bantul tidak merekomendasikan jalur Cino Mati dilalui pemudik
Selasa, 9 April 2024 12:30 Wib
Gajah Rahman mati, aktor Chicco Jericho datangi Polda Riau
Selasa, 26 Maret 2024 5:23 Wib
Dinas Pertanian DIY sebut sudah tidak ditemukan ternak mati akibat antraks
Selasa, 19 Maret 2024 19:38 Wib
DPKH Gunungkidul memastikan hewan ternak mati di Ponjong karena sianida
Rabu, 13 Maret 2024 21:05 Wib
Ahli UGM mengingatkan masyarakat tidak sembelihternak mati cegah antraks
Selasa, 12 Maret 2024 17:15 Wib
Dinas Peternakan Gunungkidul mengambil sampel darah ternak mati di Kayoman
Sabtu, 9 Maret 2024 11:42 Wib
Dukung Ukraina, Presiden Biden "kerja mati-matian" satukan NATO
Sabtu, 9 Maret 2024 8:36 Wib