BPBD Sleman targetkan seluruh desa membentuk desa tangguh bencana

id Siaga bencana

BPBD Sleman targetkan seluruh desa membentuk desa tangguh bencana

Apel Siaga Erupsi Gunung Merapi Sejumlah warga mengikuti simulasi erupsi Gunung Merapi di Kepuharjo, Cangkringan, Sleman beberapa waktu lalu. Kegiatan tersebut untuk meningkatkan kesiapsiagaan seluruh pihak yang berada di Kawasan Rawan Bencana (KRB) erupsi Gunung Merapi. ANTARA FOTO/Sigid Kurniawan/sgd/13


Sleman  (Antaranews Jogja) - Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Sleman, Daerah Istimewa Yogyakarta, menargetkan seluruh desa di wilayah setempat dapat membentuk Desa Tangguh Bencana (Destana) pada 2021.
     
"Sampai saat ini, dari 86 desa masih ada 41 desa di Sleman masih belum terbentuk Destana," kata Kepala Seksi Mitigasi Bencana BPBD Kabupaten Sleman Joko Lelono di Sleman, Sabtu.
       
Menurut dia, Pemkab Sleman melalui BPBD sejak 2012 telah membentuk dan mengukuhkan Destana sebanyak 45 desa.
     
"Tiap tahun kami terus berupaya membentuk dan mengukuhkan Destana. Kami mendorong agar tiap desa mempunyai destana. Tahun ini kami targetkan ada penambahan 12 Destana," katanya.
   
Ia mengatakan di awal pembentukan Destana, wilayah yang diprioritaskan yaitu wilayah yang mempunyai potensi bencana akibat dari erupsi Gunung Merapi.
     
"Kemudian setiap tahunnya penambahan terus dilakukan. Kini akan mulai menggarap Destana di wilayah Sleman barat," katanya.
     
Joko mengatakan, Destana di Sleman dibagi dalam potensi bencana yang berbeda-beda. Ada akibat dari erupsi Gunung Merapi di wilayah Kecamatan Cangkringan, Pakem, Turi, Ngemplak.
     
Kemudian wilayah Kecamatan Prambanan juga turut dibentuk Destana untuk potensi bencana tanah longsor.
     
"Potensi longsor di kawasan perbukitan Prambanan cukup tinggi sehingga perlu mempersiapkan masyarakat melalui Destana," katanya. 
     
Sedangkan wilayah Sleman Barat juga sebenarnya ada potensi bencana seperti anging puting beliung.
     
Ia mengatakan, materi yang diberikan untuk mitigasi bencana dilakukan dengan cara berbeda, melihat potensi bencana yang ada.
   
 "Kami berharap, hasil dari adanya Destana di tiap desa bisa semakin menumbuhkan kesadaran akan potensi bencana tersebut. Minimal desa punya budaya sadar dan budaya pengurangan risiko bencana," katanya.
 
Pewarta :
Editor: Herry Soebanto
COPYRIGHT © ANTARA 2024