Data ekonomi AS melemah, Wall Street merosot

id wall street

Data ekonomi AS melemah, Wall Street merosot

Bursa saham wall street (foto wallstreetstockshare.com)

New York (Antaranews Jogja) -  Pada Jumat (Sabtu pagi WIB) saham-saham di Wall Street lebih rendah pada penutupan perdagangan tertekan oleh kekhawatiran penutupan pemerintah Amerika Serikat yang berlarut-larut dan data ekonomi utama melemah.

Indeks Dow Jones Industrial Average turun 5,97 poin atau 0,02 persen, menjadi berakhir di 23.995,95 poin. Indeks S&P 500 ditutup melemah 0,38 poin atau 0,01 persen menjadi 2.596,26 poin. Indeks Komposit Nasdaq berkurang 14,59 poin atau 0,21 persen, menjadi berakhir di 6.971,48 poin.

Penutupan sebagian pemerintah AS memasuki hari ke-21 pada Jumat (11/1), menyamai rekor kehilangan terpanjang dalam pendanaan federal.

Pada Kamis (10/1), Presiden AS Donald Trump men-tweet bahwa ia akan membatalkan perjalanannya ke Forum Ekonomi Dunia tahunan di Davos akhir bulan ini karena penutupan (pemerintah).

Para investor khawatir bahwa penutupan pemerintah berkepanjangan dapat merugikan ekonomi dan pasar keuangan.

Ketua Federal Reserve AS (Fed) Jerome Powell mengatakan pada Kamis (10/1) bahwa penutupan pemerintah federal yang berkepanjangan jelas akan berdampak pada perekonomian.

Selama wawancara di The Economic Club of Washington, Powell mengatakan bahwa penutupan yang berkelanjutan menghentikan beberapa umpan data yang diperlukan The Fed, membuat prospek ekonomi AS kurang jelas, sehingga menyulitkan pembuatan kebijakan.

"Kami akan memiliki gambaran yang kurang jelas tentang ekonomi jika itu (penutupan) berjalan lebih lama," kata Powell.

Biro Analisis Ekonomi (BEA), kantor di bawah Departemen Perdagangan AS, telah berhenti memperbarui data selama berminggu-minggu karena penutupan.

BEA memantau produk domestik bruto (PDB) Amerika Serikat dan banyak indikator penting lainnya, termasuk satu set data yang disebut "Indeks Harga Pengeluaran Konsumsi Pribadi," yang merupakan indikator inflasi yang paling disukai The Fed.

Biro Sensus Amerika Serikat, yang menyediakan data mengenai perdagangan internasional, manufaktur, konstruksi, perumahan dan banyak lainnya, juga menghentikan pembaruan data lebih lanjut karena kelangkaan dana federal.

Di sisi ekonomi, indeks harga konsumen AS untuk semua konsumen perkotaan turun 0,1 persen pada Desember, penurunan pertama dan angka terlemah sejak Maret.

Selama 12 bulan terakhir, indeks semua item meningkat 1,9 persen sebelum penyesuaian secara musiman.

Penurunan tersebut disebabkan oleh kemerosotan tajam harga bensin, tetapi tekanan inflasi yang mendasarinya tetap kuat, karena biaya sewa rumah dan perawatan kesehatan terus meningkat. Demikian laporan yang dikutip dari Xinhua.



 
Pewarta :
Editor: Herry Soebanto
COPYRIGHT © ANTARA 2024