Kulon Progo bebaskan lahan bedah Menoreh Prangkokan-Ngori

id Bedah Menoreh

Kulon Progo bebaskan lahan bedah Menoreh Prangkokan-Ngori

Kawasan perbukitan Menoreh (Foto Istimewa) (istimewa)

 Kulon Progo,  (Antaranews Jogja) - Pemerintah Kabupaten Kulon Progo, Daerah Istimewa Yogyakarta, 2019, akan membebaskan lahan untuk jalan Bedah Menoreh antara Prangkokan-Ngori yang rencananya menggunakan dana keistimewaan.
   
"Pembebasan lahan rencananya dari provinsi mau dimasukkan dalam perubahan dana keistimewaan (danais)," kata Kepala Bidang Bina Marga, Dinas Pekerjaan Umum, Perumahan, dan Kawasan Permukiman (DPU PKP) Kulon Progo Nur Cahyo Wibowo di Kulon Progo, Senin.
   
 Ia mengatakan ruas jalan Prangkokan-Ngori yang akan dibangun mencapai 20 persen dari proyek Bedah Menoreh. Ruang Prangkokan-Ngori panjangnya 12 kilometer, dari Jalan Nasional Wates-Purworejo yang merupakan mulut Bandara NYIA sampai Kecamatan Kokap.
     
"Perencanaan pengadaan tanah sepanjang 12 kilometer ini menjadi prioritas proyek pada 2019. Tahapan perencanaan pengadaan tanah tersebut membutuhkan dana sebesar Rp2 miliar," kata Nur Cahyo.
   
Dia mengatakan tahap perencanaan meliputi identifikasi bidang yang ada di lokasi hingga turunnya Izin Penetapan Lokasi dari Gubernur DIY. Pada 2018 sudah dilakukan studi kelayakan rencana detail teknis (DED) Bedah Menoreh sepanjang 25 kilometer.
   
 "Pada 2019, target programnya adalah menyelesaikan DED oleh pemerintah provinsi. Dilanjutkan pembebasan tanah, semoga pelaksanaannya lancar, masyarakat mendukung," harapnya.
     
Sementara itu, Bupati Kulon Progo Hasto Wardoyo mengatakan dirinya sudah melakukan komunikasi dengan Pemda DIY, supaya pembebasan lahan hingga pembangunan jalan Bedah Menoreh menggunakan dana keistimewaan. Hal ini untuk percepatan pembangunannya yang diharapkan menggerakan ekonomi dan pariwisata di kawasan Bukit Menoreh.
     
Seperti diketahui, di kawasan Bukit Menoreh ini, angka kemiskinannya sangat tinggi, sehingga perlu adanya program percepatan pembangunan infrastruktur, supaya wilayah yang terisolir dapat terbuka aksesnya.
     
"Semangat Bedah Menoreh ini, mulai dari bedah kemiskinan, bedah ekonomi, bedah sosial dan budaya, serta bedah pariwisata untuk mendongkrak pertumbuhan ekonomi masyarakat," katanya.
     
Namu demikian, Hasto mengatakan anggaran yang dibutuhkan untuk pembebasan lahan yang akan diperlebar menjadi 18 meter dengan panjang 52 km, maka dibutuhkan anggaran sekitar Rp300 miliar. Namun bila perlebaran menjadi lebih besar lagi, tentu biaya yang dibutuhkan juga akan bertambah besar.
   
 Untuk itu, pembebasan lahan Bedah Menoreh menggunakan danais, karena setidaknya ada tiga wilayah di Kulon Progo yang bisa dibangun menggunakan danais. Yaitu bedah menoreh, kawasan pantai dan perkotaan.
     
"Pembebasan lahan Bedah Menoreh menggunakan APBD Kulon Progo 2018 yang menjadi target proyek 2018 hingga 2019, pemkab sudah membebaskan lahan sepanjang enam km, di Purwosari, Kecamatan Girimulyo," katanya.