Pemkab serahkan kendaraan pengangkut sampah untuk bumdes

id Sampah

Pemkab serahkan kendaraan pengangkut sampah untuk bumdes

Kendaraan pengangkut sampah (antaranews)

Kulon Progo (Antaranews Jogja) - Pemerintah Kabupaten Kulon Progo, Daerah Istimewa Yogyakarta, menyerahkan bantuan kendaraan roda tiga pengangkut sampah sebanyak empat unit kepada satu bank sampah dan tiga BUMDes.
     
Ada pun yang mendapat bantuan, yakni Bank Sampah Sekar Mandiri Plumbon Temon, BUMDes Binagun Danareja Mandiri Salamrejo, BUMDes Sentolo, dan BUMDes Ngestiharjo Wates.
     
"Kami minta pemerintah desa terdepan dalam pengelolaab sampah rumah tangga. Pengelolaan sampah sangat prospektif bagi BUMDes dalam mengembangkan unit usahanya," kata Hasto.
     
Bantuan kendaraan roda tiga tersebut berasal dari Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan RI melalui Direktorat Jendral Pengelolaan Sampah, Limbah dan Bahan Beracun Berbahaya. Dalam sesi penyerahan fasilitas pengangkut sampah, bupati dan para pejabat melakukan test drive empat kendaraan tersebut bersama, mengelilingi halaman pemda.
   
Sementara itu, BUMDes Binagun Danareja Mandiri, Salamrejo, Novita Dwi Dayanto mengapresiasi bantuan kendaraan oprasional roda tiga yang diberikan.
   
"Terima kasih atas bantuan dari pihak Pemda, Dinas Lingkungan Hidup dan KLH, yang telah membantu dan mengapresiasi kami dalam mengelola sampah di sektor pedesaan. Kami mengelola sampah organik dan anorganik, jadi proses pengelompokan sampah dan proses pengomposan pada sampah organik. Kendaraan ini akan kami manfaatkan untuk operasional pengangkutan sampah dari masyarakat,” kata Novita.
   
Sementara itu, Kepala Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Kulon Progo Arif Prastowo mengatakan DLH mendorong supaya pemerintah desa itu, mengelola sampah bisa dengan bank sampah maupun pengelolaan sampah melalui BUMDes.
   
"Ini sangat penting. Saat ini kami sedang gencar melakukan promosi dan sosialisasi ke desa-desa. Ini sangat menarik karena setiap hari sampah rumah tangga sangat banyak, dan bisa menjadi peluang usaha bagi pemerintah desa," kata Arif.
   
Ia mengatakan berdasarkan kajian DLH, sampah perorangan di Kulon Progo sudah mencapai 0,5 kilogram per hari. Hal ini bisa dibayangkan dengan jumlah penduduk Kulon Progo yang mencapai 441 ribu, potensi sampahnya mencapai 200 ton per hari.
   
Ia mengatakan di satu sisi sampah merupakan persoalan serius, tetapi di sisi lain menjadi peluang usaha kerena sampah domestik itu kebanyakan bisa didaur ulang.
   
"Kalau tidak bisa didaur ulang, berupa sampah organik bisa menjadi kompos. Ini sangat menarik kalau BUMDes bisa mengelola sampah karena bisa menjadi sumber pendapatan asli desa," katanya.
   
Arif mengatakan dari 87 desa dan satu kelurahan di Kulon Progo baru ada tujuh desa yang secara inisiatif menangkap peluang usaha ini. Adapun tujuh desa tersebut, yakni Banguncipto (Sentolo), Salamrejo (Sentolo), Gulurejo (Lendah), Desa Sentolo (Sentolo), Ngestiharjo (Wates), Kranggan (Galur) dan Temon Wetan (Temon).
   
"Usaha persampahan ini sangat strategis karena ada salah satu bank pemerintah yang berkomitmen membantu pengolahan sampah ini. Tinggal kami melanjutkan pembuatan nota kesepahamam bersama (MoU) dengan mereka," katanya.