Pencabutan moratorium Yogyakarta berdampak ke Bantul

id Hotel

Pencabutan moratorium Yogyakarta berdampak ke Bantul

Ilustrasi pembangunan hotel (Foto antaranews.com)

Bantul, 18/1 (Antara) - Kebijakan pencabutan moratorium pembangunan hotel di Kota Yogyakarta oleh pemerintah setempat nantinya diyakini akan berdampak pada penurunan lama tinggal wisatawan di Kabupaten Bantul, Daerah Istimewa Yogyakarta.
     
"Tinjauannya kalau (pencabutan moratorium pembangunan hotel) berdampak atau tidak pada kunjungan wisata InsyaAllah tidak berdampak, tetapi kalau terkait lama tinggal pasti (berdampak)," kata Kepala Dinas Pariwisata Bantul Kwintarto Heru Prabowo di Bantul, Jumat.
     
Pemerintah Kota (Pemkot) Yogyakarta pada 2019 telah mencabut kebijakan moratorium pembangunan hotel setelah diberlakukan sebelumnya, dengan begitu akan menambah jumlah berdirinya hotel di kota yang terletak di utara Kabupatan Bantul ini.
     
Menurut dia, di wilayah Bantul sendiri saat ini keberadaan hotel masih terbatas, namun untuk 'homestay' atau rumah menetap di kawasan wisata perdesaan yang disediakan warga bagi wisatawan untuk menginap jumlahnya banyak. 
     
"Jadi kalau lama tinggal sedikit banyak pasti di Yogyakarta, tetapi yang paling pokok adalah bagaimana kita melakukan sinergi antardaerah, jadi parwisata tidak boleh dibatasi dengan kewilayahan atau kedaerahan," katanya.
     
Dengan demikian, kata dia, meski lama tinggal wisatawan di Bantul nantinya berkurang, namun wisatawan yang berkunjung ke Bantul tidak berkurang, bahkan bisa bertambah meskipun wisatawan itu menginapnya di hotel wilayah Yogyakarta. 
     
"Fakta wisatawan di Bantul yang tercatat retribusi hampir empat juta orang atau sembilan juta orang per tahun baik yang retribusi maupun yang non retribusi tidak mungkin semua dipaksa menginap di 'homestay' Bantul," katanya. 
     
Dengan begitu, menurut dia, bahwa keberadaan hotel di Yogyakarta itu juga memberikan kontribusi ke Bantul terkait kunjungan wisatanya, mengingat Bantul memiliki objek wisata pantai dan wisata alam yang menjadi tujuan favorit wisatawan.
     
"Tanpa itu mana mungkin Bantul bisa dapat tamu dan sebagainya, artinya bahwa sinergi antardaerah ini menjadi bagian kebutuhan bersama, biarlah mereka berkembang dengan hotel dan restoran, kami (Bantul) berkembang dengan destibasi wisatanya," katanya. 
     
Dia melanjutkan, dan yang penting DIY dan sekitarnya sektor pariwisata ini bisa dikelola lebih baik lagi dengan sinergi antardaerah, karena dampaknya juga akan dirasakan bagi pertumbuhan pariwisata di daerah. 
     
"Jadi kalau terkait apakah itu ada pengaruh atau tidak, terkait kunjungan tidak, tapi kalau lama tinggal dimungkinkan akan mengurangi kuota ke Bantul, karena semakin banyak orang ke Bantul tetapi hanya sebentar," katanya.