Dispar: lama tinggal wisatawan di Bantul 1,7 hari

id Wisatawan Bantul

Dispar: lama tinggal wisatawan di Bantul 1,7 hari

Pengunjung melihat pemandangan dari puncak Kebun Buah Mangunan, Dlingo, Bantul, DI Yogyakarta. Tempat wisata yang menawarkan panorama pegunungan, dan dibangun Pemkab Bantul pada 2013 di ketinggian 150-200 m diatas permukaan laut itu kian populer menyusul maraknya foto-foto yang diunggah para wisatawan pada media sosial. ANTARA FOTO/Andreas Fitri Atmoko

Bantul (Antaranews Jogja) - Dinas Pariwisata Bantul, Daerah Istimewa Yogyakarta menyatakan lama tinggal wisatawan yang berkunjung ke kabupaten ini rata-rata selama 1,7 hari.

"Lenght of stay wisatawan di Bantul itu sekitar 1,7 hari, jadi perhitungannya satu orang lama tinggal hanya sekitar 1,7 hari dari persentase jumlah kunjungan wisata, sehingga masih jauh sekali," kata Kepala Dinas Pariwisata Bantul Kwintarto Heru Prabowo di Bantul, Senin.

Pihaknya tidak menyebutkan berapa angka lama tinggal wisatawan di Kota Yogyakarta dan Kabupaten Sleman, namun rata-rata wisatawan menginap di dua daerah itu jauh lebih tinggi dari Bantul karena banyak pilihan hotel baik berbintang maupun nonbintang.

Ia mengatakan wisatawan yang menginap di Kota Yogyakarta dan Sleman ketika siang hari berkunjung ke beberapa destinasi wisata DIY diantaranya ke Bantul, mengingat terdapat wisata pantai selatan dan wisata alam perbukitan.

"Walaupun faktanya dimungkinkan justru wisatawan di sana (Yogyakarta) kalau siang `hilang`, jadi perhitungan bahwa orang yang di Bantul itu `mobile` itu setiap harinya satu orang bisa di beberapa tempat di Bantul," katanya.

"Artinya jatah satu orang bisa lebih dari satu hari di Bantul, misal hari ini ke Mangunan Dlingo, besoknya ke (Pantai) Parangtritis dan sebagainya, perhitungannya kurang lebih hanya sekitar itu (1,7 hari)," katanya.

Dengan begitu, menurut dia, bahwa keberadaan hotel di Yogyakarta itu juga memberikan kontribusi ke Bantul terkait kunjungan wisatanya, mengingat Bantul memiliki objek wisata pantai dan wisata alam yang menjadi tujuan favorit wisatawan.

"Tanpa itu mana mungkin Bantul bisa dapat tamu dan sebagainya, artinya bahwa sinergi antardaerah ini menjadi bagian kebutuhan bersama, biarlah mereka berkembang dengan hotel dan restoran, kami (Bantul) berkembang dengan destibasi wisatanya," katanya.

Dia melanjutkan, yang penting sektor pariwisata di DIY dan sekitarnya bisa dikelola lebih baik lagi dengan sinergi antardaerah, karena dampaknya juga akan dirasakan bagi pertumbuhan pariwisata di daerah.
Pewarta :
Editor: Victorianus Sat Pranyoto
COPYRIGHT © ANTARA 2024