Sejumlah wilayah di Sleman dilanda hujan es

id Hujan es

Sejumlah wilayah di Sleman dilanda hujan es

Butiran kristal es yang sempat diambil warga di Seyegan, Sleman. (Foto Antara/BPBD Sleman)

Sleman (Antaranews Jogja) - Sejumlah wilayah di Kabupaten Sleman, Daerah Istimewa Yogyakarta, dilanda hujan yang berupa butiran kristal es pada Selasa sore.
     
"Hujan es terjadi di Kecamatan Seyegan dan Kecamatan Mlati," kata Kepala Bidang Kedaruratan dan Logistik Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Sleman Makwan.
     
Menurut dia,  selain hujan es, wilayah Seyegan juga dilanda hujan lebat disertai angin kencang di Desa Margokaton yang terjadi di lima titik.
     
"Akibat dari kejadian angin kencang, enam pohon tumbang, satu baliho roboh dan merusak dua rumah. Tidak ada korban jiwa pada kejadian tersebut," katanya.
     
Ia mengatakan, dampak hujan angin juga meluas hingga Kecamatan Minggir. Terjadi di dua titik semuanya di Desa Sendangrejo.
     
"Dua pohon tumbang, satu rumah rusak sedang dan  memutuskan satu jaringan listrik, nihil korban jiwa," katanya.
     
Kepala Kelompok Data dan Informasi Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) Staklim Mlati Djoko Budiyono mengatakan salah satu penyebab munculnya hujan es adalah aktivitas awan kumolonimbus (CB).
   
 "Awan rendah yang pertumbuhannya vertikal menjulang ke atas. Awan itu berbentuk gumpalan seperti bunga kol dan menyerupai huruf T," katanya.
   
 Ia mengatakan bahwa puncak awan ini sangat tinggi hingga suhu bagian atas awan ini sudah minus.
     
"Akibatnya, bentuk partikel diatasnya adalah kristal-kristal es. Kristal es di bagian atas inilah yang bisa turun ke bumi dalam bentuk es," katanya.
     
Menurut dia, penyebab jatuhnya es dari awan ini bisa karena adanya turbulensi atau golakan angin yang kuat. Bisa juga terpental ke bawah pada saat munculnya petir.
     
"Awan CB ini umumnya terbentuk pada periode antara siang dan sore hari," katanya.
     
Ia mengatakan, saat ini di wilayah DIY masih berpotensi terbentuk awan-awan CB. Hal ini mengingat di wilayah DIY masih terbentuk pola angin konvergensi atau pertemuan angin.
     
"Dampak lain yang bisa ditimbulkan dari awan CB ini selain hujan es adalah hujan lebat yang disertai petir dan angin kencang. Termasuk puting beliung," katanya.
     
Meskipun durasi hidupnya bersifat lokal dan pendek yaitu antara 1-2 jam, namun dampak yg ditimbulkan bisa cukup besar.
     
"Masyarakat kami imbau untuk mewaspadai bila di daerahnya muncul awan jenis CB ini," katanya.

 
Pewarta :
Editor: Herry Soebanto
COPYRIGHT © ANTARA 2024