Tanda tangan digital PrivyID dipakai tiga juta penduduk

id privyid

Tanda tangan digital PrivyID dipakai tiga juta penduduk

Direktur Jenderal Kependudukan dan Pencatatan Sipil Kementerian Dalam Negeri Zudan Arif Fakrulloh memukul gong menandai peresmian kantor PrivyID di Yogyakarta (Foto Antara/Hery Sidik)

Yogyakarta (Antaranews Jogja) - Perusahaan "startup" tanda tangan digital asal Yogyakarta PrivyID membuat teknologi tanda tangan digital yang kini dipakai sekitar tiga juta penduduk Indonesia.
     "Tanda tangan digital PrivyID menjadi satu-satunya tanda tangan dari penyedia swasta yang sesuai dengan Undang-Undang ITE pasal 11 ayat 8, dan peraturan Kemenkominfo tentang tanda tangan digital," kata CEO PrivyID Marshall Pribadi di Yogyakarta, Jumat.
     Di sela-sela peresmian kantor PrivyID, Marshall mengatakan tanda tangan digital PrivyID yang sudah diakui Bank Indonesia (BI) dan Menkominfo dikembangkan oleh banyak anak muda Yogyakarta.
     "Dengan mengenalkan PrivyID kepada pemerintah dan masyarakat, kami ingin menunjukkan besarnya dampak yang dihasilkan oleh karya pemuda Yogyakarta," katanya.
     Chief Technology Officer (CTO) PrivyID Guritno Adi Saputro mengatakan produk tanda tangan digital pada awalnya belum pernah ada di Indonesia.
     Namun, karena anak-anak muda Yogyakarta yang ikut mengembangkan PrivyID sejak awal sudah memiliki potensi, ketertarikan, dan semangat besar, akhirnya perusahaan ini bisa menjadi "startup" perintis tanda tangan digital di Indonesia.
     Tanda tangan digital PrivyID, menurut dia, menerapkan teknologi kriptografi asimetris dipadukan dengan "hardware" penyimpanan grade militer sehingga tidak bisa dipalsukan.
     "Teknologi itu juga mampu mendeteksi setiap perubahan yang terjadi pada dokumen serta mewakili identitas setiap penandatangan dengan khusus," katanya.
     Ia mengatakan pengguna tanda tangan digital PrivyID berasal dari pelanggan dan nasabah perusahaan besar seperti Telkom Indonesia dan Kawan Lama Group, perusahaan keuangan seperti Bussan Auto Finance, MPM Finance, dan Adira Finance, bank nasional seperti Bank Mandiri, BRI, dan CIMB Niaga.
     "Dalam waktu dekat akan menjangkau ibu-ibu pelaku usaha mikro di daerah pelosok melalui kerja sama dengan perusahaan fintech Amartha," katanya.
     Pada lahan seluas 1.196 meter persegi, menurut dia, PrivyID membangun kantor baru bernama Privy Quarter berkonsep "semi-outdoor" dengan kehadiran fasilitas olahraga seperti lapangan bulutangkis dan basket serta meja pingpong ditujukan untuk memotivasi para karyawan agar tetap bugar.
     Di pinggir lapangan terdapat empat kontainer yang diubah menjadi ruang kerja bagi para developer. Desain kantor yang sengaja dibuat lapang juga ditujukan agar sesama tim dapat berkomunikasi secara leluasa dan menumbuhkan suasana kekeluargaan yang erat.
     "Jumlah karyawan PrivyID di kantor Yogyakarta mencapai 161 karyawan usia muda, yang terdiri atas developer, verifikator, customer service hingga helpdesk. Sebanyak 80 persen dari tim PrivyID Yogyakarta merupakan warga asli atau sebelumnya menempuh pendidikan tinggi di Yogyakarta," katanya.***1***
Pewarta :
Editor: Bambang Sutopo Hadi
COPYRIGHT © ANTARA 2024