Selama Januari 2019 terjadi 30 kasus DBD di Sleman

id PSN

Selama Januari 2019 terjadi 30 kasus DBD di Sleman

Petugas Dinkes Sleman memeriksa bak mandi warga dalam gerakan PSN. (Foto Antara/Humas Sleman)

Sleman (Antaranews Jogja) - Dinas Kesehatan Kabupaten Sleman, Daerah Istimewa Yogyakarta mencatat selama Januari 2019 terjadi 30 kasus demam berdarah dengue (DBD) di wilayah setempat.

     
"Dari sebanyak 30 kasus DBD tersebut, tidak ada penderita yang meninggal dunia," kata Kepala Seksi Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Menular Dinas Kesehatan (Dinkes) Kabupaten Sleman Dulzaini di Sleman, Sabtu.

Menurut dia, tahun ini memang merupakan tahun keempat, dimana setiap empat tahun sekali, jumlah kasus DBD di Sleman hampir selalu mengalami peningkatan.

 "Sebagai langkah antisipasi, kami  terus mensosialisasikan dan mengajak masyarakat agar menggalakkan kegiatan Pemberantasan Sarang Nyamuk (PSN) di lingkungan masing-masing," katanya.

Ia mengatakan PSN ini bisa dilakukan dengan gerakan tiga M plus, yaitu menguras, menutup, mengubur.

"Plus mendaur ulang barang seperti botol ataupun plastik kemasan makanan dan lainnya," katanya.

 Dulzaini mengatakan, persebaran nyamuk diperkirakan akan semakin banyak pada Januari hingga Maret, karena pada bulan tersebut merupakan puncak musim hujan.

"Pada puncak musim hujan banyak genangan air yang berpotensi menjadi tempat berkembang biak untuk nyamuk," katanya.

Ia mengatakan, kegiatan PSN harus terus dilakukan karena cara tersebut merupakan yang efektif untuk mencegah penyebaran nyamuk.
       
"Kami juga terus membentuk kelompok juru pemantau jentik (jumantik) di wilayah Sleman. Untuk jumantik, kami lebih kepada membangun karakter anak, baik dari sekolah maupun desa. Penting  adanya edukasi untuk pemberantasan sarang nyamuk sejak dini," katanya.

Bupati Sleman Sri Purnomo mengatakan pihaknya telah menyampaikan imbauan baik kepada dinkes maupun puskesmas untuk proaktif.
     
"Gerakan Jumantik dijalankan terus, karena situasi dan kondisi musim hujan seperti sekarang memang sangat sering terjadi kasus DBD," katanya.
 
Pewarta :
Editor: Sutarmi
COPYRIGHT © ANTARA 2024