UGM menyatakan kasus dugaan pemerkosaan selesai

id Ugm,Pemerkosaan

UGM menyatakan kasus dugaan pemerkosaan selesai

Rektor Universitas Gadjah Mada Panut Mulyono (dua dari kiri) memberikan keterangan terkait kasus dugaan pemerkosaan saat KKN pada 2017 yang melibatkan mahasiswanya dalam jumpa pers di Kampus UGM, Senin sore. (Foto Antara/Luqman Hakim)

     Yogyakarta (Antaranews Jogja) - Rektor Universitas Gadjah Mada Panut Mulyono menyatakan kasus dugaan pemerkosaan saat KKN di Maluku pada 2017 yang melibatkan mahasiswanya telah selesai setelah disepakati upaya penyelesaian non-litigasi atau penyelesaian di luar pengadilan.
       "Hari ini telah disepakati penyelesaian peristiwa KKN tersebut antara saudara HS (terduga pelaku) dan saudara AN (korban) dan juga UGM. Pihak-pihak terkait dengan kesungguhan hati, ikhlas, lapang dada, dan telah saling bersepakat memilih penyelesaian non-litigasi atau penyelesaian secara internal," kata Panut saat jumpa pers di Kampus UGM, Senin sore.
         Panut mengatakan HS telah menyatakan menyesal dan mengaku bersalah. Dengan disaksikan pihak UGM, mahasiswa Teknik UGM itu juga telah menyampaikan permohonan maaf kepada AN atas perkara yang terjadi saat KKN pada Juni 2017.
          Kedua belah pihak, kata Panut, juga telah menandatangani surat atau nota kesepakatan bermaterai sebagai bukti sah bahwa kasus itu telah selesai.
       Meski demikian, lanjut Panut, HS tetap wajib mengikuti mandatori konseling dengan psikolog klinis  yang ditunjuk UGM atau yang ia pilih sendiri hingga dinyatakan selesai oleh psikolog tersebut.
         Di sisi lain, AN yang merupakan mahasiswi Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik (Fisipol) juga wajib mengikuti trauma konseling dengan psikolog UGM atau yang dipilihnya sampai selesai.
          Selain menanggung seluruh biaya konseling, menurut Panut, UGM juga akan memberikan dukungan dana setara dengan komponen bidik misi untuk menyelesaikan studi keduanya.
          "UGM memberikan mandat kepada Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik dan Fakultas Teknik untuk mengawal sepenuhnya proses pendidikan bagi sauara HS dan saudari AN untuk dapat diselesaikan pada Mei 2019," kata Panut.
            Agar kasus serupa tak terulang di kemudian hari, menurut dia, UGM akan melakukan pembenahan tata kelola penanganan dan pemulihan perkara serupa dengan mekanisme perkara yang jelas dan baik di tingkat fakultas dan universitas.
       Dekan Fakultas Teknik UGM, Nizam mengapresiasi langkah yang dilakukan oleh jajaran dekatan dan rektorat sehingga terwujud penyelesaian non-litigasi. Penyelesaian non-litigasi, menurut dia, merupakan jalan tengah yang terbaik. 
       Sementara, Dekan FISIPOL UGM Erwan Agus Purwanto mengatakan proses pengambilan keputusan dilakukan dengan proses panjang. Kedua mahasiswa juga diberikan kesempatan untuk mendapat pendampingan dari pihak masing-masing. 
     "Prosesnya panjang. Munculnya kesepakatan damai lewat proses secara sadar diambil N," kata Erwan.
Pewarta :
Editor: Bambang Sutopo Hadi
COPYRIGHT © ANTARA 2024