Yogyakarta (Antaranews Jogja) - Dinas Pariwisata Daerah Istimewa Yogyakarta optimistis kenaikan tarif tiket pesawat terbang tidak akan berdampak signifikan terhadap kunjungan wisatawan ke Yogyakarta.
"Yogyakarta tetap memiliki daya tarik luar biasa bagi wisatawan, artinya seandainya ada dampaknya (kenaikan harga tiket pesawat) itu tidak terlalu signifikan," kata Kepala Dinas Pariwisata DIY Singgih Rahadjo saat ditemui di ruang kerjanya di Yogyakarta, Rabu.
Menurut Singgih, selain memiliki daya tarik yang kuat, para wisatawan yang hendak berkunjung ke Yogyakarta juga memiliki banyak opsi moda transportasi selian pesawat. Apalagi akses melalui darat menuju Yogyakarta juga didukung dengan infrastruktur jalan yang memadai.
"Artinya kalaupun para wisatawan tidak menggunakan pesawat terbang karena ada lonjakan harga mereka pasti memiliki alternatif untuk sampai ke Yogyakarta. Mereka memiliki banyak pilihan bisa menggunakan kereta api atau mobil pribadi," kata dia.
Hal itu, menurut Singgih, berbeda dengan Bali. Dampak kenaikan harga tiket kemungkinan lebih terasa terhadap kunjungan wisawatan di Pulau Dewata itu karena akses darat menuju ke sana bisa lebih lama.
"Untuk menuju Bali kabanyakan lebih banyak yang memilih menggunakan pesawat karena jalur darat akan memakan waktu lebih lama. Oleh sebab itu justru kami berharap ada limpahan wisatawan ke Yogyakarta," kata dia.
Kendati demikian, Singgih mengatakan dampak kenaikan tiket pesawat itu tetap perlu diantisipasi agar tidak mengganggu target kunjungan wisata 2019. Tahun ini Dispar DIY menargetkan 5,9 juta wisatawan baik nusantara maupun mancanegara.
"Ini tetap perlu kami waspadai sehingga dalam waktu dekat akan berkoodinasi dengan sejumlah pelaku usaha wisata seperti Perhimpunan Hotel dan Restoran Indonesia (PHRI) serta Asita (pelaku usaha tour dan travel) di DIY untuk merespons kenaikan tiket pesawat itu. Sampai sekarang saya belum mendapat laporan adanya penurunan kunjungan wisatawan," kata dia.
Sebelumnya Ketua Umum Perhimpunan Hotel dan Restoran Indonesia (PHRI) Haryadi Sukamdani mengatakan sektor pariwisata Indonesia terganggu kinerjanya karena masalah melambungnya harga tiket pesawat.
Hal itu, kata Haryadi, dipicu karena dihapuskannya harga tiket kelas promo menjadi harga normal sehingga kenaikan rata-rata harga tiket mencapai 40 persen.
Berita Lainnya
Kemenkumham DIY mengapresiasi Lapas Yogya gagalkan penyelundupan pil koplo
Rabu, 27 Maret 2024 18:03 Wib
Penyelundupan pil koplo di betis pengunjung Lapas Yogyakarta digagalkan petugas
Rabu, 27 Maret 2024 9:28 Wib
DPRD DIY mengusulkan Raperda Pedoman Pendanaan Pendidikan
Selasa, 26 Maret 2024 21:53 Wib
Pemkot Yogyakarta meminta masyarakat segera aktivasi IKD
Selasa, 26 Maret 2024 19:59 Wib
Pemkot Yogyakarta menggandeng swasta manfaatkan "RDF" sampah
Selasa, 26 Maret 2024 5:07 Wib
Peneliti UGM: Sungai Code Yogyakarta tercemar logam berat
Sabtu, 23 Maret 2024 22:32 Wib
Forpi mendukung Pemkot Yogyakarta tegakkan aturan jam malam anak
Sabtu, 23 Maret 2024 14:59 Wib
H-10 Lebaran 2024, pekerjaan Tol Bawen-Yogyakarta dihentikan
Jumat, 22 Maret 2024 10:35 Wib