Gunung Merapi kembali luncurkan awan panas guguran

id Merapi,Awan panas

Gunung Merapi kembali luncurkan awan panas guguran

Luncuran awan panas dari puncak Gunung Merapi terlihat dari Balerante, Klaten, Jawa Tengah. Balai Penyelidikan dan Pengembangan Teknologi Kebencanaan Geologi (BPPTKG) Yogyakarta mencatat telah terjadi luncuran awan panas Gunung Merapi dengan jarak luncur maksimum satu kilometer ke arah Kali Gendol, dengan status gunung Waspada (level II). (Foto Antara)

Yogyakarta (Antaranews Jogja) - Balai Penyelidikan dan Pengembangan Teknologi Kebencanaan Geologi (BPPTKG) menyebutkan Gunung Merapi kembali mengeluarkan awan panas guguran pada Senin (18/2) siang.
     
Melalui akun twitter resminya, BPPTKG menyebutkan luncuran awan panas teramati di Gunung Merapi pada pukul 14.21 WIB dengan durasi 63 detik yang mengarah ke Kali Gendol.
     
Awan panas guguran itu merupakan awan panas guguran ketujuh yang keluar dari Gunung Merapi selama pemantauan BPPTKG sejak Senin pagi.
     
Sebelumnya, pada Senin (18/2) pagi BPPTKG  menyebutkan lima kali awan panas guguran teramati di Gunung Merapi pada pukul 06.05 WIB, 06.13 WIB, 06.24 WIB, 06.25 WIB dan 06.28 WIB dengan jarak luncur maksimum 1 kilometer ke arah Kali Gendol.
   
Selanjutkan pada pukul 07.32 WIB gunung teraktif di Indonesia itu kembali mengeluarkan awan panas guguran dengan jarak luncur 200 meter ke arah Kali Gendol dan tinggi asap 400 meter.
     
Kepala BPPTKG Hanik Humaida saat dikonfirmasi menegaskan bahwa hingga saat ini status gunung api teraktif di Indonesia itu masih sama yakni pada level II atau waspada. "Status masih sama," kata Hanik Humaida.
     
BPPTKG juga belum mengubah rekomendasi radius batas aman Gunung Merapi yang sebelumnya ditetapkan 3 km dari puncak.
     
Menurut analisis morfologi kubah lava Gunung Merapi yang dirilis BPPTKG untuk periode 8-14 Februari 2019, volume kubah lava gunung itu relatif tetap dengan data pekan sebelumnya yakni mencapai 461.000 meter kubik dengan laju pertumbuhan 1.300 meter kubik per hari.
     
Kubah lava masih stabil dengan laju pertumbuhan yang masih rendah, rata-rata kurang dari 20.000 meter kubik per hari.
     
BPPTKG mengimbau warga tidak melakukan aktivitas dalam radius tiga kilometer dari puncak Gunung Merapi.