DPUPKP : wajar penutupan Jalan Gito-Gati berdampak sosial-ekonomi warga

id Jalan Gito gati

DPUPKP : wajar penutupan Jalan Gito-Gati berdampak sosial-ekonomi warga

Jalan Gito-Gati di Kabupaten Sleman resmi mulai ditutup Rabu 6 Februari 2019. (Foto Antara/Humas Sleman)

Sleman (Antaranews Jogja) - Dinas Pekerjaan Umum, Perumahan dan Kawasan Pemukiman (DPUPKP) Kabupaten Sleman, Daerah Istimewa Yogyakarta mengharapkan masyarakat untuk sabar karena penutupan sementara Jalan Gito-Gati untuk proyek pembangunan empat jembatan wajar jika berdampak pada sosial-ekonomi masyarakat sekitar.
     
"Kami rasa dampak itu merupakan hal yang wajar dalam pembangunan. Termasuk dampak sosial yang ditimbulkan. Kami minta kepada masyarakat untuk bersabar sementara waktu," kata Kepala Bidang Bina Marga DPUPKP Kabupaten Sleman Achmad Subhan di Sleman, Selasa.
     
Menurut dia, dampak yang saat ini diterima masyarakat saat ini akan berubah drastis ketika proyek pembangunan telah selesai, akan proyek tersebut nantinya ditambah peningkatan kapasitas jalan.
     
"Ruas jalan Gito-Gati yang semula hanya enam meter akan ditingkatkan menjadi sekitar 9 hingga 11 meter, arus lalu lintas akan lancar," katanya.
     
Ia mengatakan, memang dalam penutupan jalan tersebut tidak semua dibangun jembatan darurat untuk warga karena hal tersebut melihat dari kondisi kedalaman serta struktur.
     
"Seperti di jembatan Denggung yang dirasa terlalu dalam sehingga berbahaya bagi kendaraan. Daripada dipaksakan dan justru berakibat fatal lebih baik tidak dibangun jembatan darurat," katanya.
     
Subhan mengatakan, proyek empat jembatan itu ditarget selesai pada Juli 2019. Total menghabiskan dana sebesar Rp15 miliar untuk membangun Jembatan Denggung, Tlacap, Tambakrejo dan Gondanglegi.
     
"Selanjutnya pada 2020 akan dilakukan pekerjaan untuk peningkatan kapasitas  ruas jalan.
     
Salah seorang pedagang "Angkringan" (makanan dan minuman) di Jalan Gito-Gati Suparman mengatakan banyak pedagang di sepanjang ruas jalan tersebut yang pada mengeluh omzet menurun.
     
"Saya juga mengalami sedikit penurunan omzet," katanya.
     
Suparman mengatakan hal itu wajar saat dilakukan pembangunan pasti ada dampaknya, namun juga akan banyak membawa dampak positif ke depannya.
     
"Selama ini ruas Jalan Gito-Gati sudah tidak mampu menampung kendaraan. Antrean kendaraannya panjang, dari Kamdanen hingga Gondanglegi. Itu dulu terjadi setiap hari," katanya.
     
Sedangkan Pengawas SPBU Gito-Gati  Indriani Murniwati mengatakan akibat pembangunan jembatan, SPBU itu terancam tutup untuk sementara waktu mengingat lokasi SPBU berada di antara jembatan Gondanglegi dan Tambakrejo yang saat ini tengah dilakukan pembangunan.
     
"Mobil tangki pengangkut BBM nya tidak bisa masuk untuk memasok BBM," katanya.
     
Ia mengatakan, sejak 6 Februari 2019 hingga saat ini sempat satu kali mobil tangki pengangkut BBM berhasil memasok kebutuhan BBM. Itu pun hanya sebanyak 8.000 liter.
     
"Tapi sekarang sudah tidak bisa memasok lagi karena jalannya susah," katanya.
     
Indriani mengatakan, saat ini, pihaknya hanya menghabiskan stok yang ada yaitu jenis Pertamax dan Dex.
     "Paling bentar lagi tutup karena stok BBM habis," katanya.
     Ia mengatakan, untuk nasib pekerja SPBU, sementara waktu sekitar 10 pekerja akan dipindahkan ke cabang SPBU lain.

 
Pewarta :
Editor: Bambang Sutopo Hadi
COPYRIGHT © ANTARA 2024