Wabup dorong OPD tanggap perkembangan teknologi informasi

id Workshop

Wabup dorong OPD tanggap perkembangan teknologi informasi

Wakil Bupati Abdul Halim Muslih dalam workshop Peluang dan Tantangan Pemerintah Kabupaten Bantul di Era Revolusi Industri 4.0 (Foto Istimewa)

Bantul (Antaranews Jogja) - Wakil Bupati Bantul, Daerah Istimewa Yogyakarta Abdul Halim Muslih mendorong semua pejabat organisasi perangkat daerah di lingkungan pemerintah kabupaten ini tanggap terhadap perkembangan teknologi informasi dalam era Revolusi Industri 4.0.

"Kepada segenap OPD Bantul harus tanggap akan perkembangan teknologi informasi dan komunikasi yang kini sedang berlangsung memasuki era Revolusi Industri 4.0," kata Wabup disela 'Workshop Peluang dan Tantangan Pemerintah Kabupaten Bantul di Era Revolusi Industri 4.0' di Bantul, Kamis. 

Menurut dia, dalam era Revolusi Industri 4.0 tersebut akan banyak peran tenaga manusia dalam berbagai hal bergeser oleh pemanfaatan Teknologi Informasi dan Komunikasi (TIK), oleh karena itu dia mengapresiasi workhsop yang digagas Dinas Komunikasi dan Informatika Bantul ini. 

Wabup mencontohkan, di sektor jasa transportasi kehadiran taksi dan ojek daring (online) telah menggeser keberadaan taksi dan ojek konvensional, meski begitu akibat dari pergeseran itu sempat menimbulkan demo dari pelaku usaha jasa transportasi konvensional atas beroperasinya ojek daring.

"Hal ini harus kita sikapi dengan hati yang jernih dan mampu memberikan solusi yang bijak. Begitu pula dengan maraknya goax harus kita sikapi pula dengan teliti, jangan sampai menelan mentah-mentah informasi yang tidak jelas sumbernya," katanya.

Sementara itu, Kepala Dinas Komunikasi dan Informatika Bantul Fenti Yusdayati mengatakan, kehadiran era Revolusi Industri keempat (Revolusi Industri 4.0) sudah tidak dapat dielakkan lagi, di mana teknologi telah menjadi basis dalam kehidupan manusia.

"Revolusi Industri 4.0 secara fundamental mengakibatkan berubahnya cara manusia berpikir, hidup dan berhubungan satu dengan yang lain. Era ini akan menggeser berbagai aktifitas manusia dalam berbagai bidang, tidak hanya teknologi, namun juga bidang ekonomi, sosial dan politik," katanya. 

Menurut dia, istilah Revolusi Industri 4.0 berasal dari sebuah proyek strategis teknologi canggih Pemerintah Jerman yang mengutamakan komputerisasi pada semua pabrik di negara itu. Menurutnya perkembangan Revolusi Industri terjadi sejak abad ke-17.

Fenty mengatakan, Revolusi Industri 1.0 terjadi pada abad ke-18 yang ditandai dengan penemuan mesin uap dan kereta api, yang digunakan untuk menggantikan tenaga manusia dan hewan pada proses produksi.

"Revolusi Industri 2.0 terjadi pada abad 19-20, ditandai dengan penemuan listrik, alat komunikasi, bahan-bahan kimia, dan minyak. Revolusi pada tahap ini dapat digunakan untuk melaksanakan konsep produksi massal," kata dia. 

Sementara Revolusi Industri 3.0 terjadi pada sekitar tahun 1970an, yang ditandai dengan penemuan komputer, internet, dan telepon genggam. Revolusi industri ketiga ini dapat digunakan untuk otomatisasi proses produksi dalam kegiatan industri.

"Dan kini kita telah memasuki era Revolusi Industri 4.0 yang terjadi pada tahun 2010an yang ditandai dengan rekayasa intelegensia dan 'Internet of Thing' sebagai tulang punggung pergerakan dan konektifitas manusia dan mesin," katanya.
Pewarta :
Editor: Victorianus Sat Pranyoto
COPYRIGHT © ANTARA 2024