Yogyakarta targetkan kepesertaan KB pria 35 akseptor

id KB pria

Yogyakarta targetkan kepesertaan KB pria  35 akseptor

Ilustrasi Keluarga Berencana (Foto antaranews.com)

Yogyakarta (ANTARA) - Dinas Pengendalian Penduduk dan KB Kota Yogyakarta menargetkan mampu menjaring 35 akseptor KB pria pada 2019 atau hampir sama dengan pencapaian dalam dua tahun terakhir.

“Kami pernah memasang target hingga 100 akseptor, tetapi realisasinya hanya berkisar 30 akseptor. Oleh karenanya, target pada tahun ini pun disesuaikan dengan realisasi tahun sebelumnya,” kata Pelaksana Tugas Kepala Dinas Pengendalian Penduduk dan KB Kota Yogyakarta Eny Retnowati di Yogyakarta, Jumat.

Pada 2017, jumlah akseptor KB pria di Kota Yogyakarta tercatat sebanyak 38 orang dan pada 2018 tercatat sebanyak 34 akseptor KB pria.

Seperti tahun sebelumnya, Dinas Pengendalian Penduduk dan KB Kota Yogyakarta juga menyiapkan “reward” kepada setiap akseptor KB pria berupa uang tunai senilai Rp1 juta dipotong pajak. Pemberian “reward” sudah diterapkan sejak 2016.

“Dana yang disiapkan tahun ini pun disesuaikan dengan target yaitu Rp35 juta. Tetapi, kami tetap bisa mengusulkan tambahan anggaran melalui APBD perubahan jika memang diperlukan,” kata Eny.

“Reward” berupa uang tersebut tidak semata-mata diberikan kepada warga karena memiliki kemauan dan kesadaran untuk mengikuti KB pria, tetapi “reward” juga ditujukan sebagai bantuan kepada akseptor karena setelah menjalani operasi harus beristirahat untuk memulihkan kondisi.

Metode bedah yang diterapkan untuk KB pria dengan cara vasektomi, lanjut Eny, tidak rumit dan tidak menyebabkan rasa sakit, namun akseptor KB diimbau untuk tidak melakukan pekerjaan berat dalam beberapa hari hingga dinyatakan pulih oleh dokter.

“Misalnya saja, ada akseptor KB yang berprofesi sebagai pengemudi becak. Tentunya, ia harus beristirahat selama beberapa hari agar kondisinya pulih. ‘Reward’ berupa uang ini bisa dimanfaatkan untuk membantu kehidupan sehari-hari,” katanya.

Berbagai kendala yang dihadapi dalam meningkatkan jumlah akseptor KB pria biasanya disebabkan tidak adanya izin dari istri atau masih berkeinginan menambah anak.

“Biasanya, warga mengikuti KB pria karena merasa anaknya sudah cukup banyak dan tidak ingin menambah anak lagi. Selain itu, istri tidak cocok menggunakan berbagai alat kontrasepsi,” katanya.

Warga yang ingin menjadi akseptor KB pria dapat mendaftar melalui kader KB di wilayah atau melalui penyuluh KB yang ada di tiap kecamatan. Pelayanan KB pria dilakukan di RS DKT Yogyakarta setiap Rabu dan bisa diakses secara gratis.

“Sebelum menjalani vasektomi, calon akseptor KB harus menjalani konsultasi medis dulu untuk memastikan bahwa kondisi mereka fit, seperti tidak mengidap diabetes militus,” katanya. ***3***
(E013)

Pewarta :
Editor: Bambang Sutopo Hadi
COPYRIGHT © ANTARA 2024