BPTP terapkan larikan Padi Gogo Super di Ngawen

id Larikan Padi Gogo Super

BPTP terapkan larikan Padi Gogo Super di Ngawen

Balai Pengkajian Teknologi Pertanian Yogyakarta bekerja sama dengan Pemerintah kabupaten Gunung Kidul, Daerah Istimewa Yogyakarta, melakukan penanaman padi dengan teknologi budi daya Larikan Padi Gogo Super di bawah tegakan tanaman kayu putih di hutan Mengger, Desa Nglipar, Kecamatan Nglipar. (Dok Ist. Humas Gunung Kidul)

Gunung Kidul (ANTARA) - Balai Pengkajian Teknologi Pertanian Yogyakarta bekerja sama dengan Pemerintah kabupaten Gunung Kidul, Daerah Istimewa Yogyakarta, melakukan penanaman padi dengan teknologi budi daya Larikan Padi Gogo Super di bawah tegakan tanaman kayu putih di hutan Mengger, Desa Nglipar, Kecamatan Nglipar.

"Gogo Super di bawah tegakan tanaman perkebunan ini merupakan antisipasi dalam menghadapi berbagai permasalahan seperti alih fungsi lahan dan anomali iklim musim yang tidak menentu di Gunung Kidul," kata Kepala BPTP DIY Joko Pramono di Gunung Kidul, Sabtu.

Ia mengatakan teknologi budi daya Larikan Padi Gogo (Largo) Super, petani dikenalkan dengan beberapa varietas unggul antara lain Rindang 1 dan Rindang 2. Varietas ini merupakan varietas yang tahan terhadap naungan sehingga cocok ditanam di daerah-daerah kurang sinar matahari.

Selain itu, varietas inpago 8 inpago 10 dan inpago 12 juga dikenalkan karena jenis ini cocok untuk lahan kering. Kemudian inpari 42 GSR ini merupakan jenis varietas baru yang dilepas oleh BPTP.

"Padi tersebut memang adaptif terhadap kondisi yang serba kurang optimal jadi misalnya pupuknya kurang, tanahnya kurang subur, tapi masih mampu tumbuh dengan baik," katanya.

Bupati Gunung Kidul Badingah berharap keberhasilan panen kali ini dapat mensejahterakan petani. Dirinya menegaskan pemerintah daerah terus mengembangkan sektor pariwisata namun bukan berarti akan meninggalkan sektor pertanian, karena pertanian menjadi tulang punggung dan pendukung berkembangnya pariwisata, hal ini dibuktikan dengan terus diberikannya bantuan alat dan mesin pertanian (alsintan) kepada para kelompok tani.

"Kami berharap generasi muda mau terjun di bidang pertanian sehingga ada keberlanjutan pertanian untuk mencegah terjadinya rawan pangan di Gunung Kidul khususnya,” harap Badingah. 

Sementara itu, Kepala Dinas Pertanian dan Pangan Gunung Kidul Bambang Wisnu Broto mengatakan Padi Gogo yang ditanam berada di lahan seluas 100 hektare. Hasil ubinan panen raya dari tujuh VUB yang diintroduksikan (Rindang 1, Rindang 2, Inpago 8, Inpago 10, Inpago 12, Inpari 42 Agritan dan Inpago Unsoed) berkisar antara 5,8 sampain7,3 ton/ha gabah kering panen.

"Hasil tersebut menunjukkan adanya kenaikan dari kondisi eksisting antara 1,3 sampain2,9 ton/hektare atau sekitar 28 persen sampai 65 persen," katanya.