Gunung Merapi meluncurkan guguran lava pijar 800 meter

id Lava pijar

Gunung Merapi meluncurkan guguran lava pijar 800 meter

Ilustrasi- Gunung Merapi tertutup asap putih terlihat dari wilayah Balerante, Kemalang, Klaten, Jawa Tengah, Sabtu (12/1/2019) dini hari. ANTARA FOTO/Aloysius Jarot Nugroho/foc. (.)

Yogyakarta (ANTARA) - Balai Penyelidikan dan Pengembangan Teknologi Kebencanaan Geologi (BPPTKG) mencatat satu kali guguran lava pijar meluncur dari Gunung Merapi dengan jarak luncur 800 meter ke arah hulu Kali Gendol.

Melalui akun Twitter resminya, BPPTKG menyebutkan satu kali guguran lava itu terpantau berdasarkan periode pengamatan sejak Selasa (19/3) pukul 18:00 WIB hingga Rabu pagi pukul 06:00 WIB.

Sementara itu, berdasarkan pengamatan pada Rabu pukul 06:00-12:00 WIB, cuaca di gunung teraktif di Indonesia itu terpantau cerah dan berawan. Angin di gunung itu bertiup lemah hingga sedang ke arah timur dan tenggara dengan suhu udara 19-29.7 derajat celcius, kelembaban udara 60-85 persen, dan tekanan udara 836-916 mmHg. 

Selain itu, juga terekam sejumlah aktivitas kegempaan yakni 6 kali gempa guguran dengan amplitudo 5-60 mm, 1 kali gempa hybrid dengan amplitudo 4 mm, dan 1 kali gempa vulkanik dangkal dengan amplitudo 52 mm.

Hingga saat ini BPPTKG mempertahankan status Gunung Merapi pada Level II atau Waspada, dan untuk sementara tidak merekomendasikan kegiatan pendakian kecuali untuk kepentingan penyelidikan dan penelitian yang berkaitan dengan mitigasi bencana.

BPPTKG mengimbau warga tidak melakukan aktivitas dalam radius tiga kilometer dari puncak Gunung Merapi.

Sehubungan dengan kejadian guguran awan panas dengan jarak luncurnya semakin jauh, BPPTKG mengimbau warga yang tinggal di kawasan alur kali Gendol meningkatkan kewaspadaan.

Masyarakat juga diminta tidak terpancing isu-isu mengenai erupsi Gunung Merapi yang tidak jelas sumbernya dan tetap mengikuti arahan aparat pemerintah daerah atau menanyakan langsung ke Pos Pengamatan Gunung Merapi, media sosial BPPTKG atau ke kantor BPPTKG.***3***
 
Pewarta :
Editor: Nusarina Yuliastuti
COPYRIGHT © ANTARA 2024