Empat pasar tradisional di Sleman selesai direvitalisasi

id Peresmian pasar

Empat pasar tradisional di Sleman selesai direvitalisasi

Bupati Sleman Sri Purnomo meninjau los Pasar Turi setelah selesai direvitalisasi. (Foto Antara /Humas Sleman)

Sleman (ANTARA) - Dinas Perdagangan dan Perindustrian (Disperindag) Kabupaten Sleman, Daerah Istimewa Yogyakarta, selesai melakukan revitalisasi empat pasar tradisional di wilayah setempat untuk meningkatkan kunjungan masyarakat ke pasar tradisional.

Keempat pasar tradisional yang selesai direvitalisasi tersebut ditesmikan Bupati Sleman Sri Purnomo yang dipusatkan di Pasar Turi, Kamis.

"Pasar yang direnovasi yaitu Pasar Turi, Pasar Gendol di Kecamatan Tempel, Pasar Wonosari di Ngemplak dan Cebongan Mlati, dengan total biaya Rp4,4 miliar," kata Kepala Disperindag Kabupaten Sleman, Tri Endah Yitnani di sela peresmian Pasar Turi.

Menurut dia, meski sempat terjadi kerusakan di Pasar Turi akibat angin kencang pada 13 Maret 2019, pihaknya telah selesai melakukan renovasi pada 18 Maret 2019.

'Kondisi Pasar Turi saat ini sudah sangat baik setelah dua kali terkena angin kencang. Proses peresmian juga sempat mundur karena 70 atap dari asbes ikut terkena angin kencang," katanya.

Ia berharap dengan pembangunan pasar rakyat ini disamping semakin menggerakkan perekonomian rakyat di Kabupaten Sleman juga menjadi peluang tenaga kerja yang tidak membutuhkan syarat tertentu.

"Kalau sudah mempunyai kemauan berdagang bisa menjadi mata pencaharian sehari-hari," katanya.

Bupati Sleman Sri Purnomo mengatakan bahwa Pemkab Sleman terus berupaya merevitalisasi pasar tradisional yang ada di Kabupaten Sleman.

"Pembangunan pasar tradisional ini dimaksudkan supaya semakin banyak masyarakat yang berkunjung sehingga perputaran ekonomi masyarakat semakin meningkat," katanya.

Sri Purnomo berharap renovasi pasar ini juga diiringi dengan  penataan dagangan yang baik dan rapi serta menjaga kebersihan lingkungan.

"Syukur nanti pasarnya besar ada pengelola sampah yang melakukan daur ulang sampah sehingga tidak ada kesan kumuh. Hal ini sejalan dengan semboyan 'pasare resik, atine becik, rejekine apik'. Ini sebuah filosofi yang sangat baik dan harus kita jalani," katanya.***1***



Pewarta : Victorianus Sat Pranyoto


 
Pewarta :
Editor: Herry Soebanto
COPYRIGHT © ANTARA 2024