Fenomena Pulung Gantung diangkat ke layar lebar

id film

Fenomena Pulung Gantung diangkat ke layar lebar

Para pendukung film Pulung Gantung dan jajaran Pemkab Gunung Kidul. (Foto Antara) (.)

Yogyakarta (ANTARA) - Fenomena Pulung Gantung di kalangan masyarakat Kabupaten Gunung Kidul, Daerah Istimewa Yogyakarta, diangkat ke layar lebar oleh PT Kencana Artha Media Perkasa (KAMP) Pictures.

"Kami ingin menuangkan Pulung Gantung yang dianggap sebagai penyebab orang untuk bunuh diri dengan cara gantung diri itu dalam bentuk audio visual," kata Executive Producer KAMP Pictures Mohammad Solikin di Yogyakarta, Kamis.

Di sela-sela diskusi "Epistemologi Pulung Gantung Memasuki Ruang Religiusitas Manusia Jawa", Solikin mengatakan fenomena itu akan dituangkan dalam film layar lebar untuk diputar di bioskop-bioskop seluruh Indonesia.

Menurut dia, film itu akan menjadi pembelajaran tentang kehidupan untuk lebih menguatkan iman seseorang agar lebih dekat dengan Allah SWT sehingga dijauhkan dari niat untuk mengakhiri hidup dengan jalan pintas.

Film itu, kata dia, juga akan mengangkat daerah Gunung Kidul yang memiliki banyak potensi pariwisata untuk menarik investor dan wisatawan sehingga dapat menambah pendapatan daerah.

"Untuk itu, kami mohon dukungan dari Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Gunung Kidul dalam proses produksi film Pulung Gantung," katanya.

Sutradara dan penulis skenario film Pulung Gantung Indra Tirtana mengatakan riset tentang Pulung Gantung telah dilakukan selama lima tahun.

"Kami mulai dengan penelitian di lapangan, yang menjadikan kami begitu yakin untuk mengangkat cerita tersebut yang didasari oleh kepedulian dengan banyaknya korban akibat gantung diri," katanya.

Menurut dia, proses produksi film Pulung Gantung akan dimulai pada April 2019 dengan mengambil lokasi di daerah Gunung Kidul dan sekitarnya.

"Film itu melibatkan sejumlah artis dan aktor ternama di antaranya Rianti Cartwright, Feby Febiola, Piet Pagau, Ray Sahetapy, dan Donny Alamsyah. Film itu juga didukung sekitar 50 pemain lokal di antaranya Marwoto Kawer dan Kelik Pelipur Lara," katanya.

Ia mengemukakan film bergenre "suspence thriller" itu bercerita tentang kearifan lokal, budaya setempat, pariwisata, masyarakat yang religius dan penuh kekerabatan serta gotong royong, dan pemkab dan upayanya menyikapi fenomena Pulung Gantung.

"Film yang akan tayang dengan durasi 90 menit itu diperkirakan menelan biaya produksi sebesar Rp3 miliar," kata Indra.

Wakil Bupati Gunung Kidul Immawan Wahyudi mengatakan kasus bunuh diri dengan cara gantung diri di kabupaten itu relatif cukup tinggi.

"Pada Januari-Maret 2019 terjadi sebanyak 15 kasus, pada 2018 sebanyak 30 kasus, dan pada 2017 sebanyak 34 kasus," katanya.***3***
Pewarta :
Editor: Luqman Hakim
COPYRIGHT © ANTARA 2024