Bantul siapkan kajian teknis penanganan jalan putus akibat banjir

id Bantul

Bantul siapkan kajian teknis penanganan jalan putus akibat banjir

Jalan ambrol di Wunut Desa Sriharjo Imogiri Bantul (Foto Antara/Hery Sidik)

Bantul (ANTARA) - Dinas Pekerjaan Umum, Perumahan dan Kawasan Pemukiman Kabupaten Bantul, Daerah Istimewa Yogyakarta, akan menyiapkan kajian teknis terkait penanganan jalan putus karena ambrol akibat terdampak banjir di Wunut, Desa Sriharjo Imogiri.

"Kalau (penanganan) jalan yang di Wunut itu akan kita lakukan kajian secara teknis dulu, karena saya belum mengetahui jelas arahan dari Ngarso Dalem (Gubernur Sri Sultan HB X) seperti apa," kata Kepala Dinas PUPKP Bantul Bobot Arifiaidin di Bantul, Minggu.

Pada Minggu (17/3) jalan penghubung desa yang ada di tepi sungai Oya wilayah Wunut Desa Sriharjo putus karena longsor saat sungai tersebut meluap karena tidak dapat menampung debit air sungai usai diguyur hujan deras dalam waktu lama.

Untuk melihat kondisi kerusakan jalan itu, pihaknya bersama dengan instansi terkait dan Gubernur DIY dan jajarannya telah meninjau lokasi guna menentukan langkah dalam penanganan mengingat jalan itu akses vital penunjamg ekonomi masyarakat setempat.

Bobot menjelaskan, setidaknya ada dua opsi dalam penanganan jalan tersebut, yaitu dengan membangun kembali jalan di tempat yang sama dengan memperkuat tanggul atau menggeser ke lokasi menjauh dari tepi sungai.

"Kajian itu apakah (membangun) jalan yang sekarang ada itu kita lakukan dengan rekayasa teknik, atau kita lakukan pergeseran, itu nanti akan kita lakukan kajian dulu sebelum ada penanganan," katanya.

Bobot mengatakan, ambrolnya jalan di tepi aliran Sungai Oya itu memang hampir terjadi setiap ada banjir luapan sungai karena cuaca ekstrim, namun dia membantah bahwa itu diakibatkan karena spesifikasi bangunan yang kurang memenuhi standar.

"Kalau kualitas bangunan secara teknis sebenarnya sudah memenuhi, cuma kan permasalahannya ini di luar prediksi, karena seperti ada aliran air yang luar biasa besar, air dari sungai dan dari atas," katanya.

"Jadi ini karena kondisi (aliran air) tidak normal, kalau melihat hasil pekerjaannya sudah sesuai spesifikasi," katanya.