Longsor di Prambanan timpa satu rumah

id Longsor Prambanan

Longsor di Prambanan timpa satu rumah

Akibat hujan deras pada Sabtu (23/3) mengakibatkan sekitar pukul 24.00 WIB terjadi longsor menimpa bagian rumah Ahmad Rodhli Setyoko di Dusun Kikis Rt 04  Rw06 Desa Sambirejo, Prambanan, Kabupaten Sleman. (Foto Antara/BPBD Sleman)

Sleman (ANTARA) - Hujan deras yang turun pada Sabtu Malam (23/3) mengakibatkan tanah longsor di kawasan perbukitan Desa Sambirejo, Kecamatan Prambanan, Kabupaten Sleman, Daerah Istimewa Yogyakarta, dan menimpa satu rumah warga.

"Akibat hujan deras pada Sabtu (23/3) mengakibatkan sekitar pukul 24.00 WIB terjadi longsor menimpa bagian rumah Ahmad Rodhli Setyoko di Dusun Kikis Rt 04  Rw06 Desa Sambirejo, Prambanan," kata Kepala Bidang Kedaruratan dan Logistik BPBD Kabupaten Sleman Makwan di Sleman, Minggu.

Menurut dia, akibat kejadian tersebut bagian dapur rumah korban mengalami rusak berat akibat tertimpa material batu dan tanah.

"Saat ini masyarakat setempat dengan dipimpin kepala dukuh beserta melakukan giat kerja bakti di lokasi terdampak," katanya.

Ia mengatakan, dalam peristiwa tersebut tidak ada korban luka maupun korban luka.

"Tidak ada korban meninggal maupun luka, sedangkan untuk kerugian material berupa tembok rumah jebol," katanya.

Makwan mengimbau karena curah hujan yang masih cukup tinggi di bulan Maret ini, masyarakat diminta agar selalu waspada. Terutama masyarakat yang tinggal di daerah perbukitan agar sadar dengan potensi bencana tanah longsor.

"Terutama di wilayah perbukitan Kecamatan Prambanan menjadi salah satu daerah yang harus sadar akan potensi bencana longsor," katanya.

Ia mengatakan, saat ini pergerakan tanah di Prambanan masih relatif stabil.

"Namun jika curah hujan lebat dan durasi hujan cukup lama maka potensi longsor tetap tinggi," katanya.

Ia mengatakan, saat ini yang juga harus diwaspadai adalah tanah di Dusun Magursari, Gayamharjo, Prambanan. Awal kejadian itu adalah 17 Maret 2019 saat hujan deras yang mengguyur DIJ semalaman. 

"Tanah ambles tersebut bermula dari retakan kecil sebesar 10 sentimeter. Hingga Rabu 20 maret 2019 lalu, retakan menjadi 40 sentimeter dengan kedalaman amblas 50 sentimeter dan panjang retakan 30 meter, lebar 20 meter," katanya.

Amblesnya tanah tersebut menyebabkan jalan penghubung antara Magirsari-Gambirsari Padukuhan Lemahabang terputus. Kendaraan roda empat tidak bisa melintas. Selain itu juga mengancam lahan seluas 2.000 meter persegi. 

"Sementara akses jalan ditutup. Belum kami lakukan tindakan karena masih terkendala kedalaman tanah yang ambles sehingga sulit," katanya.

Ia mengatakan, jika curah hujan tidak tinggi maka daya dukung tanah masih bisa bertahan. Walaupun karakteristik tanah di daerah perbukitan Prambanan sebagian besar adalah batuan dan tanah. 

"Perbukitan Prambanan ada yang terdiri dari bongkahan batu besar, ada juga batuan kecil campur tanah. Nah yang campur itu tadi potensi longsornya tinggi," katanya.

Terpisah Kepala Kelompok Data dan Informasi Stasiun Klimatologi BMKG Mlati Djoko Budiyono menjelaskan potensi hujan di DIY masih cukup besar.

"Untuk bulan Maret masih tergolong basah untuk wilayah DIY dengan hujan bulananan mencapai di atas 300 mm/bulan," katanya.

Djoko menjelaskan untuk siklon Savanah saat ini sudah tidak ada. Dan hanya berupa tekanan rendah saja yang tidak memengaruhi cuaca di DIY. Namun muncul siklon baru yaitu TC Veronika yang muncul di sebelah barat Australia atau di Samudera Hindia selatan NTB.

"Siklon ini diprediksi akan berpengaruh terhadap cuaca. Yaitu, terbentuknya through atau palung tekanan rendah di selatan Jawa. Hal ini berpotensi menimbulkan hujan lebat. Terutama di bagian selatan DIY," katanya.


Pewarta : Victorianus Sat Pranyoto


 
Pewarta :
Editor: Herry Soebanto
COPYRIGHT © ANTARA 2024