Sleman (ANTARA) - Pemerintah Kabupaten Sleman, Daerah Istimewa Yogyakarta, kesulitan untuk membuang residu sampah setelah akses ke Tempat Pengolahan Terpadu (TPST) Piyungan, Kabupaten Bantul, ditutup warga sejak beberapa hari lalu.
"Kami sedang mencari solusi, memang saat ini sampah masih menumpuk di sejumlah depo karena belum bisa dibuang ke TPST Piyungan," kata Kepala Unit Pelayanan Teknis (UPT) Pelayanan Persampahan Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Kabupaten Sleman Sri Restuti di Sleman, Selasa.
Menurut dia, produksi sampah Sleman mencapai 800 ton per hari dan selama ini hanya mengandalkan TPST Piyungan untuk membuang sampah.
"Sejak Kamis (21/3) sudah mengantre panjang unuk membuang sampah. Dan sejak Minggu (24/3) sudah tidak bisa dibuang karena akses ditutup. Terpaksa kami kembali lagi ke depo sampah yang ada di Sleman. Sementara sampah yang ada di depo juga penuh," katanya.
Ia mengatakan, Sleman memiliki sebanyak 13 depo sampah, dengan 34 armada truk pengangkut sampah. Masing-masing truk bisa menampung delapan meter kubik sampah. "Sampah yang belum terbuang banyak sekali. Kami juga bingung ini mau bagaimana," katanya.
Sri Restuti mengatakan, pihaknya hanya bisa menunggu sembari berharap TPST Piyungan bisa beroperasi kembali. Jika dihitung dan mengacu data produksi sampah harian warga Sleman yahg mencapai 800 ton, selama tiga hari ini saja produksi sampah bisa mencapai 2.400 ton.
"Mulai hari ini kami juga tidak bisa mengambil sampah, armada sudah penuh, ditambah yang ada di depo juga masih banyak sampah," katanya.
Kepala Seksi Persampahan DLH Sleman Suryantana mengatakan pihaknya tidak bisa berbuat banyak dalam masalah ini. "Kami tidak bisa apa-apa karena kami tidak punya TPA, hanya dompleng di TPST Piyungan," katanya.
Menurut dia, Pemkab Sleman sempat mewacanakan untuk membangun TPST di Madurejo, Kecamatan Prambanan. Namun belum bisa terealisasi akibat mendapatkan penolakan masyarakat di sekitar lokasi.
"Sementara baru ada wacana di TPST Tambakboyo yang masih dalam kajian dan penyusunan 'detail engineering design' (DED)," katanya.
Petugas keamanan depo sampah Nogotirto, Gamping, Daryadi mengatakan tumpukan sampah mulai menggunung sejak satu minggu yang lalu.
"Biasanya empat kali dalam satu minggu sampah diangkut ke Piyungan. Tapi ini tiga hari truk tidak bisa beroperasi karena Piyungan tutup," katanya.
Daryadi juga menyebutkan masih banyak warga yang asal membuang sampah sehingga baik di bagian dalam maupun luar, sampah sudah menggunung.
"Sampah yang di depan depo, pinggir jalan, itu liar. Warga main lempar saja," katanya.***1***
Pewarta: Victorianus Sat Pranyoto
Berita Lainnya
DLH Sleman mempercepat pembangunan akses truk sampah ke TPST Sendangsari
Jumat, 19 April 2024 14:00 Wib
TPST Sendangsari Sleman mulai olah sampah jadi RDF
Kamis, 18 April 2024 16:28 Wib
DLH Gunungkidul mengerahkan 48 armada angkut sampah saat Lebaran
Rabu, 17 April 2024 7:42 Wib
Liverpool dibekuk Crystal Palace bak "sampah"
Senin, 15 April 2024 5:47 Wib
Pemkab Gunungkidul mengeluarkan edaran Gerakan Idul Fitri Tanpa Sampah
Kamis, 4 April 2024 19:16 Wib
Dispar Sleman mewajibkan pelaku usaha wisata kelola sampah dan limbah
Kamis, 4 April 2024 13:26 Wib
DLH Gunungkidul mengoptimalkan dua TPS 3R antisipasi penumpukan sampah
Kamis, 4 April 2024 12:37 Wib
Petugas kebersihan merupakan garda terdepan wujudkan Bantul Bersih Sampah
Selasa, 2 April 2024 21:06 Wib