Meski cuaca ekstrem, DKP DIY yakin target produksi ikan tercapai

id produksi ikan

Meski cuaca ekstrem, DKP DIY yakin target produksi ikan tercapai

ikan tangkapan nelayan Pantai Depok, Kabupaten Bantul. (Foto Antara/Heri Sidik)

Yogyakarta (ANTARA) - Dinas Kelautan dan Perikanan Daerah Istimewa Yogyakarta optimistis cuaca ekstrem yang muncul beberapa pekan terakhir tidak mengganggu capaian target produksi ikan tangkapan laut tahun ini.

"Saat cuaca ekstrem mungkin produksi harian mengalami penurunan tetapi kami yakin tidak memengaruhi capaian target tahun ini," kata Kepala Dinas Kelautan dan Perikanan (DKP) DIY Bayu Mukti Sasongko di Yogyakarta, Kamis.

Menurut Bayu, mengacu pengalaman pada 2018 cuaca ekstrem tidak berpengaruh signifikan terhadap target tahunan produksi ikan. Bahkan, pada periode itu capaiannya melampaui target produksi ikan tangkap yang ditetapkan 6.500 ton.

"Tidak berpengaruh karena saat kondisi cuaca membaik mereka memperbanyak trip melaut, misalnya yang dalam seminggu dua kali menjadi tiga kali lebih banyak," kata dia.

Ia mengakui berdasarkan laporan di lapangan, sebagian besar nelayan tidak melaut saat muncul cuaca ekstrem yang mengakibatkan meningkatnya gelombang di pesisir selatan.

Meski demikian, menurut Bayu, saat ini 50 persen nelayan di Bantul, Gunung Kidul, maupun Kulon Progo sudah kembali beraktivitas seperti biasanya. Dinas Kelautan selalu memberikan imbauan saat muncul informasi cuaca terbaru dari BMKG. "Saat cuaca ekstrem hampir semua tidak melaut khususnya untuk kapal motor tempel, tetapi pascabencana banjir di Bantul lebih dari separuh nelayan di DIY sudah melaut lagi," kata dia.

Bayu menyebutkan pada 2019 produksi ikan tangkap di DIY ditargetkan mencapai 7.000 ton, meningkat dari 2018 yang produksi tangkapannya terealisasi mencapai 6.680 ton.

Bayu meyakini setelah Pelabuhan Tanjung Adikarto beroperasi, produksi ikan tangkap akan mengalami peningkatan signifikan yang diperkirakan bisa mencapai 270.000 ton per tahun. Jauh dari rata-rata hasil tangkapan ikan selama ini yang belum mampu mencapai 10.000 ton per tahun.

Setelah Pelabuhan Tanjung Adikarto beroperasi kapal-kapal besar berukuran 10-30 grosston (GT) ke atas bisa berlabuh. Tangkapan ikan yang dilakukan dengan menggunakan kapal-kapal besar jauh lebih besar dibandingkan dengan menggunakan kapal-kapal tempel seperti yang saat ini digunakan para nelayan DIY.

Sementara itu, Pelabuhan Tanjung Adikarto sendiri baru bisa ditargetkan beroperasi pada 2021 karena pembangunan fisik lanjutan pelabuhan itu baru dilakukan pada 2020. Adapun pada 2019 baru akan dilakukan kajian desain maupun biaya pembangunan secara menyeluruh.