Kulon Progo intensifkan pendekatan supaya tambak udang dikosongkan

id tambak udang

Kulon Progo intensifkan pendekatan supaya tambak udang dikosongkan

Kepala Dinas Kelautan dan Perikanan Kabupaten Kulon Progo Sudarna bersama jajarannya melakukan pendekatan persuafif kepada pemilik tambak udang selatan proyek Bandara NYIA dikosongkan. (Foto ANTARA/Mamiek)

Kulon Progo (ANTARA) - Pemerintah Kabupaten Kulon Progo, Daerah Istimewa Yogyakarta, mengintensifkan pendekatan persuasif kepada pemilik tambak udang di selatan proyek Bandara New Yogyakarta International Airport supaya mengosongkan lahan secepatnya karena akan ditanami tanaman untuk sabuk hijau.

Bupati Kulon Progo Hasto Wardoyo di Kulon Progo, Jumat, mengatakan Dinas Kelautan dan Perikanan melakukan pendekatan persuasif supaya mereka mengosongkan lahan tambak udangnya.

"Kami berusaha menampung dan mengkomunikasikan harapan warga terkait usaha tambak udang yang mereka jalankan. DKP masih intensif di lapangan mengecek tambak udang yang masih beroperasi dan mencarikan solusi," kata Hasto.

Ia mengakui persoalan penataan kawasan selatan dari Pantai Glagah-Congot tidaklah mudah. Untuk itu, Pemkab Kulon Progo akan melakukan penandatanganan nota kesepahaman antara Pemerintah Kabupaten Kulon Progo, PT. Angkasa Pura 1 dan Pura Pakualam selaku pemilik lahan.

"Sembari menunggu MoU, pemkab tengah mencari solusi terkait nasib pelaku usaha terdampak. Solusi diperlukan agar proses penggusuran yang merupakan tahap awal penataan kawasan tidak menimbulkan polemik," katanya.

Kepala Dinas Kelautan dan Perikanan (DKP) Kulon Progo Sudarna mengatakan pihaknya sudah menemui pelaku budi daya tambak udang di selatan proyek Bandara NYIA. Mereka meminta waktu untuk mengembalikan modal yang telah dikeluarkan.

"Kami memahami hal ini. Namun demikian, kami berharap mereka secara sukarela menutup usahanya," katanya.

selain itu, kata Sudarna, pihaknya sudah mengundang petambak udang untuk memberitahu supaya mereka mengosongkan lahan, atau tidak menebar benih udang karena pada 1 Maret ini, PT AP I melalui PT PP akan membangun sabuk hijau di kawasan Bandara. Sabuk hijau ini berfungsi untuk mencegah adanya abrasi dan terjangan tsunami.

"Rencananya, Bandara NYIA akan beroperasi pada April 2019. Kami memberi tahu petambak udang ini bertujuan supaya mereka tidak rugi besar. Kita ketahui bersama proyek Bandara NYIA adalah proyek strategis nasional (PSN) pasti jadi, sehingga dari pada petambak rugi besar, kami ingatkan supaya tidak menebar benih dan membesarkan udang yang terlanjur ditebar," katanya.

Ia mengatakan berdasarkan Perda RTRW Kulon Progo, kawasan peruntukan budi daya air payau diantaranya tambak udang berada di Pasir Mendit dan Pasir Kadilangu (Kecamatan Temon) dan kawasan Pantai Trisik (Kecamatan Galur). Kalau kawasan peruntukan tambak udang dibebaskan, maka perlu ada review RTRW di DPRD, yang kebetulan sedang dibahas di DPRD Kulon Progo.

"Kami ini sangat dilematis, tambak udang ini sangat menggerakan ekonomi masyarakat di kawasan selatan. Di sisi lain, perluasan kawasan tambak udang terbentur Perda RTRW. Tentu, ini perlu dukungan dari legislatif sebagai pembuat peraturan," katanya.