Perpustakaan Yogyakarta komitmen lanjutkan layanan 20 jam setiap hari

id Perpustakaan, pevita

Perpustakaan Yogyakarta komitmen lanjutkan layanan 20 jam setiap hari

Ilustrasi Perpustakaan Alternatif Yogyakarta (Pevita) yang memberikan layanan 20 jam setiap hari (Foto Antara/Eka Arifa Rusqiyati)

Yogyakarta (ANTARA) - Dinas Perpustakaan dan Kearsipan Kota Yogyakarta berkomitmen tetap melanjutkan inovasi berupa pemberian layanan selama 20 jam setiap hari, baik di Perpustakaan Kota Yogyakarta di Kotabaru maupun di Perpustakaan Alternatif atau Pevita.

“Selama beberapa bulan dijalankan, memang ada beberapa kendala yang menjadi catatan kami terutama di Perpustakaan Alternatif Yogyakarta atau Pevita. Pengelola terkadang buka 20 jam terkadang tidak,” kata Pelaksana Tugas Kepala Dinas Perpustakaan dan Kearsipan Kota Yogyakarta Wahyu Hendratmoko di Yogyakarta, Selasa.

Namun demikian, lanjut Wahyu, pengelola Pevita sudah menyatakan komitmen mereka untuk tetap membuka layanan selama 20 jam setiap hari yaitu dari pukul 07.30 WIB hingga 03.30 WIB. “Sempat ada kendala dari sisi sumber daya manusia,” katanya.

Pevita mulai beroperasi sejak November 2018 di Jalan Mayjen Sutoyo Yogyakarta untuk memberikan kemudahan bahan pustaka bagi warga di Yogyakarta bagian selatan.

“Jumlah pengunjung setiap hari di Pevita berkisar antara 100 hingga 150 orang. Namun, kami tetap optimistis bahwa layanan ini akan semakin dikenal dan diakses lebih banyak pengunjung jika kami konsisten memberikan layanan yang sama setiap hari,” katanya.

Sedangkan untuk inovasi layanan 20 jam sehari di Perpustakaan Kota Yogyakarta yang dijalankan sejak awal Januari, Wahyu mengatakan berjalan cukup bagus dan bisa meningkatkan jumlah pengunjung perpustakaan.

“Saat ini, rata-rata jumlah pengunjung perpustakaan mencapai 1.500 hingga 1.700 orang per hari. Pengunjung yang semula tidak bisa berkunjung ke perpustakaan pada jam kerja, bisa mengunjungi perpustakaan selepas kerja,” katanya.

Wahyu mengatakan, layanan 20 jam sehari tersebut merupakan bagian dari pemenuhan layanan inklusi sosial untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat.

“Pengunjung bisa datang sendiri ke perpustakaan dengan jam kunjung yang lebih fleksibel. Kami pun memiliki layanan pengantaran buku jika pengunjung kesulitan mengakses perpustakaan,” katanya.

Bahkan, lanjut Wahyu, perpustakaan tidak hanya dimanfaatkan untuk peminjaman buku saja tetapi bisa dikembangkan sebagai “coworking space” terlebih Perpustakaan Kota Yogyakarta sudah dilengkapi dengan “WiFi” berkecepatan tinggi.

“Tahun depan, pagar di depan dan di samping yang memisahkan Perpustakaan Kota Yogyakarta dengan Dinas Pariwisata Kota Yogyakarta akan dibuka sehingga masyarakat akan semakin nyaman,” katanya.

Pembukaan pagar tersebut sejalan perkembangan kawasan Kotabaru yang terus berbenah dengan konsep “garden city”, salah satunya penataan pedestrian dan boulevard di sepanjang Jalan Suroto Kotabaru.

Pewarta :
Editor: Herry Soebanto
COPYRIGHT © ANTARA 2024