BPBD DIY gencarkan pembentukan desa tangguh bencana

id Desa tangguh bencana,bpbd diy,daerah rawan bencana,bnpb,destana

BPBD DIY gencarkan pembentukan desa tangguh bencana

Banjir Rob Gunung Kidul. Warga menyeberang genangan banjir rob di kawasan pantai Somandeng, Gunungkidul, DI Yogyakarta, Kamis (9/6/2016). Ratusan lapak pedagang di kawasan wisata pantai Gunungkidul terendam banjir rob, gelombang pasang setinggi 5 meter tersebut menutup akses jalan sepanjang pantai. (ANTARA FOTO/Hendra Nurdiyansyah)

Yogyakarta (ANTARA) - Badan Penanggulangan Bencana Daerah Istimewa Yogyakarta menggencarkan pembentukan desa tangguh bencana di lima kabupaten/kota di daerah ini.

"Kami harapkan tahun ini bisa kembali bertambah 25 desa tangguh bencana sesuai target," kata Kepala Pelaksana Badan Penanggulangan Bencana Daerah Istimewa Yogyakarta (BPBD DIY) Biwara Yuswantana di Yogyakarta, Selasa.

Menurut Biwara, melalui desa tersebut pembangunan budaya tangguh bencana di kalangan masyarakat dapat diwujudkan.

Menurut Biwara, hingga 2017 telah terbentuk 178 desa tangguh bencana dari sebanyak 301 desa yang dianggap paling rawan bencana. Pada 2020 diharapkan telah terbentuk 301 desa tangguh bencana (destana).

"Sehingga sampai tahun ini kami harapkan sudah terbentuk 229 desa tangguh bencana," kata dia.

Dengan menggencarkan pembentukan desa tangguh bencana diharapkan masyarakat dapat berperan aktif mengurangi risiko bencana karena bencana bukan lagi sekadar urusan pemerintah semata, melainkan telah diantisipasi melalui kemampuan mitigasi secara mandiri.

"Melalui desa tangguh bencana itu kami membangun kapasitas masyarakat dalam membangun kesiapsiagaan ketika terjadi bencana. Ketika tidak ada bencana mereka dapat upaya mitigasi untuk mengantisipasi risiko bencana," kata dia.

Untuk membangun satu destana, menurut Biwara, BPBD DIY bersama BPBD kabupaten/kota memberikan pendampingan secara intensif kepada warga desa.

Selain pelatihan mitigasi, pembentukan destana juga ditandai dengan penyusunan peraturan desa, perencanaan penanganan bencana tingkat desa, penyusunan anggaran untuk tanggap bencana, hingga pemasangan titik atau jalur evakuasi.

 "Budaya tangguh bencana kami bangun dengan memasukkan kawasan rawan bencana di dalam Perda RTRW," kata dia.

Sebelumnya, Kepala Badan Nasional Penanggulangan Bencana Doni Monardo bersama dengan 10 Kepala Daerah di tingkat provinsi dan daerah istimewa berkomitmen untuk penguatan budaya masyarakat tangguh bencana. Komitmen bersama tersebut berlangsung pada Rabu (27/3) di Bandung, Jawa Barat.