Empat kali guguran lava meluncur dari Gunung Merapi

id Guguran lava,Gunung Merapi,Yogyakarta,Balai Penyelidikan dan Pengembangan Teknologi Kebencanaan Geologi (BPPTKG)

Empat kali guguran lava meluncur dari Gunung Merapi

Petugas melakukan pengamatan aktivitas Gunung Merapi di kantor Balai Penyelidikan dan Pengembangan Teknologi Kebencanaan Geologi (BPPTKG) Yogyakarta, Jumat (21/12/2018). BPPTKG Yogyakarta mencatat Gunung Merapi mengalami guguran lava yang mengarah ke hulu Kali Gendol dengan durasi 129 detik dan jarak luncur diperkirakan berjarak 1 KM pada tanggal 21 Desember 2018 pukul 12.21 WIB, hingga saat ini status Gunung Merapi waspada atau level 2. ANTARA FOTO/Andreas Fitri Atmoko/hp. (Antara Foto/Andreas Fitri Atmoko)

Yogyakarta (ANTARA) - Balai Penyelidikan dan Pengembangan Teknologi Kebencanaan Geologi (BPPTKG) mencatat empat kali guguran lava pijar meluncur dari Gunung Merapi selama periode pengamatan pada Minggu (14/4) hingga Senin (15/4).

Kepala BPPTKG Hanik Humaida melalui keterangan resminya di Yogyakarta menyebutkan guguran lava meluncur sejauh 750 meter ke arah Kali Gendol terlihat berdasarkan  CCTV sejak Minggu (14/4) pukul 18:00 WIB hingga Senin (15/4) pukul 06:00 WIB.

Sementara itu, hasil pengamatan visual pada Senin mulai pukul 00:00-00:06 WIB, Gunung Merapi tampak, asap kawah teramati berwarna putih dengan intensitas tebal dan tinggi 15 meter di atas puncak kawah.

Angin di gunung itu bertiup lemah ke arah barat. Suhu udaranya 16-21.1 derajat Celsius, dengan kelembaban udara 52-85 persen, dan tekanan udara 568.5-708.3 mmHg.

Hingga saat ini BPPTKG masih mempertahankan status Gunung Merapi pada Level II atau Waspada, dan untuk sementara tidak merekomendasikan kegiatan pendakian kecuali untuk kepentingan penyelidikan dan penelitian yang berkaitan dengan mitigasi bencana.

BPPTKG mengimbau warga tidak melakukan aktivitas dalam radius tiga kilometer dari puncak Gunung Merapi, dan menyarankan warga yang tinggal di kawasan alur Kali Gendol waspada karena jarak guguran awan panas semakin jauh.
 
Pewarta :
Editor: Victorianus Sat Pranyoto
COPYRIGHT © ANTARA 2024