Sleman fokus mengembangkan tiga subsektor ekonomi kreatif unggulan

id Sleman creative space

Sleman fokus mengembangkan tiga subsektor ekonomi kreatif unggulan

Sleman Creative Space di Taman Kuliner Condongcatur, Depok, Sleman. (Foto Dok Dinas Kominfo Sleman)

Sleman (ANTARA) - Pemerintah Kabupaten Sleman, Daerah Istimewa Yogyakarta, melalui Dinas Pariwisata fokus mengembangkan tiga subsektor ekonomi kreatif unggulan yaitu subsektor  film, animasi, dan video,  subsektor kriya bambu, dan subsektor seni pertunjukan.

"Pengembangan ekonomi kreatif di Kabupaten Sleman berawal dari terbentuknya kerja sama dengan komunitas Jogja Creative Society (JCS) dalam Penilaian Mandiri Kota Kreatif Kabupaten Indonesia (PMK3I) Badan Ekonomi Kreatif (BEKRAF) Indonesia pada pertengahan 2017," kata Kepala Dinas Pariwisata Kabupaten Sleman Sudarningsih di Sleman, Selasa.

Menurut dia, melalui program ini dirumuskan tiga subsektor ekonomi kretatif unggulan yaitu subsektor film, animasi, dan video, subsektor Kriya (bambu) dan subsektor seni pertunjukan.

"Dari ketiga subsektor unggulan tersebut Bekraf Indonesia meloloskan proposal bantuan hibah pada subsektor film, animasi, dan video senilai Rp2,5 miliarr untuk pengadaan sarana dan prasarana Sleman Creative Space di area Taman Kuliner Condongcatur, Depok, Sleman," katanya.

Jogja Creative Community juga menerima hibah Bekraf untuk Sanggar Tari Miroto senilai Rp1,5 miliar, dari Amikom Rp700 juta, dan Yayasan Bosan Berisik Rp400 juta, katanya.

Ia mengatakan, subsektor ini dinilai paling strategis karena sejumlah 16 studio animasi yang eksis di bidang bisnis animasi berada di Sleman, selain itu sejumlah perguruan tinggi multi media juga berada di Sleman yaitu MMTC, Amikom, AKRB, dan Poliseni.

"Melalui subsektor ini juga diharapkan akan dapat menjadi pengungkit dari subsektor ekonomi kreatif lainnya," katanya.

Sudarningsih mengatakan, saat ini di Sleman Creative Space yang dikelola oleh Sleman Creative Community (SCC) sudah mampu mewadahi ekosistem dari subsektor film, animasi, dan video dengan kegiatan-kegiatan rutin baik pada ruang bioskop mini, studio editing film, space display karya seni, ruang workshop, dan coworking space.

"Ke depan melalui Sleman Creative Community akan lebih banyak mewadahi semua komunitas dari subsektor lainnya serta tercipta ekosistem ekonomi kreatif yang berkesinambungan yang terdiri dari pemangku kepentingan akademisi, pelaku usaha, komunitas kreatif, maupun pemerintah," katanya.

Kepala Bidang Pengembangan Destinasi Pariwisata dan Ekonomi Kreatif, Dinas Pariwisata Kabupaten Sleman Aris Herbandang mengatakan bahwa dilihat dari tahapan pengembangan kota kreatif, saat ini Sleman sudah akan memasuki tahapan ke tiga dari lima tahap pembangunan kota kreatif yaitu tahap pemetaan, strategi, pembangunan, pemasaran dan kelima adalah keterbukaan.

"Tahapan pemetaan sudah dilakukan dengan ditentukanya tiga subsektor unggulan dari 16 subsektor yang ada, dan pada tahapan strategi pada 2018 yang lalu telah disusun Road Map Pengembangan Ekonomi Kreatif Sleman," katanya.

Ia mengatakan, pada tahun ini untuk memasuki fase pembangunan akan dibentuk Komite Ekonomi Kreatif (KEK) sebagai representasi dari pemangku kepentingan akademisi, pelaku usaha, komunitas kreatif, maupun pemerintah yang bertugas untuk mensinergikan program-program sektoral terkait pengembangan ekonomi daerah dan bertanggungjawab langsung kepada Bupati Sleman.

"Keberadaan KEK bertujuan untuk mensinergikan dan mengefektifkan pembangunan ekonomi kreatif di Sleman," katanya.

Menurut dia, tahapan selanjutnya adalah akan mewadahi ekosistem ekonomi kreatif dengan skala yang lebih besar lagi berupa membangun "Sleman Creative Park" di Taman Kuliner Condongcatur yang merupakan sebuah HUB kreativitas yang sekaligus menjadi ruang publik yang interaktif sebagai tempat "transfer of knowledge" antarindividu dalam sebuah komunitas ataupun lintas komunitas.

"Sleman Creative Park akan didesign sebagai ruang arena kreatif mulai dari ketersediaan ruang ekshibisi permanen ataupun temporer, panggung pertunjukan, dan cinema," katanya.
 
Pewarta :
Editor: Herry Soebanto
COPYRIGHT © ANTARA 2024