DKP Kulon Progo membantu nelayan alat tangkap jaring

id Bantuan nelayan

DKP Kulon Progo membantu nelayan alat tangkap jaring

Kepala DKP Kulon Progo, Sudarna (Foto ANTARA/Mamiek)

Kulon Progo (ANTARA) - Dinas Kelautan dan Perikanakan Kabupaten Kulon Progo, Daerah Istimewa Yogyakarta, memberikan bantuan peralatan tangkap berupa perahu motor tempel hingga jaring kepada nelayan di wilayah itu dalam rangka meningkatkan hasil tangkapan ikan.

"Bantuan yang kami berikan berupa perahu, mesin perahu motor tempel (PMT), jaring serang berbagai ukuran, dan pengadaan baju pelampung. Kami minta nelayan memgoptimalkan bantuan untuk mendapatkan hasil tangkapan maksimal," kata Kepala Dinas Kelautan dan Perikanan (DKP) Kulon Progo, Sudarna di Kulon Progo, Selasa.

Ia mengatakan bantuan dapat meningkatkan baik intensifikasi dan ekstensifikasi. Intensifikasi, harapannya jumlah kapal bertambah, dan hasil tangkapan bertambah. Harapannya, potensi jumlah perahu bertambah, hasil tangkapan bertambah.

"Kami juga berharap bantuan ini mampu meningkatkan aktivitas melaut bagi nelayan di Kulon Progo," katanya. Sudarna mengatakan saat ini, jumlah kapal motor tempel sebanyak 124 unit yang tersebar di berbagai titik tempat pelelangan ikan, mulai dari TPI Trisik, TPI Bugel, TPI Karangwuni dan TPI Jangkaran. Kalau ditambah empat unit, totalnya 124 unit.

"Jumlah kapal yang aktif menangkap dari 124 unit, rata-rata mencapai 30 persen perhari dalam kondisi yang memungkinkan melaut. Kita ketahui bersama kondisi gelombang selatan tidak dapat ditebak, kadang-kadang tinggi, dan kadang normal," katanya.

Dia mengatakan DKP Kulon Progo juga membekali nelayan dengan berbagai pelatihan membuat jaring, navigasi, dan keterampilan memperbaiki mesin PMT. Sehingga sewaktu-waktu, ilmu atau keterampilan mereka dapat dimanfaatkan.

"Kami berikan pelatihan yang aplikatif, supaya mereka semakih profesional menjadi nelayan," katanya.

Sudarna mengatakan DKP Kulon Progo menargetkan produksi ikan tangkap selama 2019 sebesar 2.673 ton. Namun, berdasarkan hasil capaian setiap tahunnya, target perikanan tangkap tidak pernah terealisasi karena banyak faktor, diantaranya cuaca buruk. Selain itu, Pelabuhan Tanjung Adikarto yang sedianya beroperasi sejak 2012 hingga saat ini belum beroperasi seperti yang diharapkan oleh nelayan dan masyarakat pada umumnya.

"Kami berharap Pelabuhan Tanjung Adikarto segera diselesaikan pembangunanya, sehingga dapat segera beroperasi. Saat ini, belum terwujud, sehingga kondisi inilah menjadi faktor utama kenapa target ikan tangkap di Kulon Progo tidak terealisasi," katanya.

Menurut dia, potensi ikan tangkap di sepanjang pantai selatan Kulon Progo yang banyak, kalau hanya untuk mencapai target sebanyak 2.673 ton sangat kecil. Dengan catatan, Pelabuhan Tanjung Adikarto sudah berfungsi. Satu kapal ukuran 30 grosston (gt) menurunkan hasil tangkapan bisa mencapai puluhan ton.

"Persoalannya, potensi sumber daya alam dari laut tidak bisa masuk ke Kulon Progo, dan didaratkan di wilayah lain, maka mustahil kita dapat mencapai target produksi perikanan tangkap," katanya.

Sementara itu, anggota Komisi II DPRD Kulon Progo Muhtarom Asrori meminta DKP Kulon Progo benar-benar mendampingi nelayan kecil. Seperti diketahui, bahwa nelayan Kulon Progo mayoritas berlatar belakang petani.

Nelayan belum memaknai bahwa mencari ikan dilaut bagian dari mata pencaharian, melainkan sebagai pekerjaan untuk mendapatkan uang tambahan.

"Selain memberikan bantuan sarana dan prasarana alat tangkap, DKP harus melakukan pendampingan terhadap nelayan," harapnya.