Juventus terlalu mengandalkan permainan Ronaldo

id Cristiano Ronaldo, Juventus,Ajax Amsterdam

Juventus terlalu mengandalkan permainan Ronaldo

Fans Juventus menangis setelah tim kesayangannya disingkirkan Ajax Amsterdam pada perempatfinal Liga Champions di Allianz Stadium, Turin, Itali, 16 April 2019 (REUTERS/MASSIMO PINCA)

Jakarta (ANTARA) - Juventus dipaksa harus memulai segala sesuatunya dari awal setelah ambisi menjuarai Liga Champions mereka dimusnahkan oleh Ajax Amsterdam yang belanja transfernya selama musim ini hanya satu per lima dari total nilai belanja Juventus.

Klub Turino itu mendominasi sepak bola Italia dengan menjuarai Seria A tujuh musim berturut-turut. Langkah mereka membeli Pemain Terbaik Dunia lima kali Cristiano Ronaldo pada Juli tahun lalu dipandang sebagai pernyataan tegas mereka mengenai hasrat mereka di kancah Eropa.

Tetapi impian mereka itu berantakan setelah Juventus ditaklukkan 1-2 di kandangnya sendiri pada perempatfinal kedua Liga Champions, Rabu dini hari WIB lalu, sehingga mereka tersingkir dalam agregat 2-3.

Tidak hanya dikalahkan, Juventus juga diungguli oleh tim yang lebih mengalir, membuat umpan geometris yang membuat Juventus hanya bisa mengejar bayangan, dan memiliki sesuatu yang tidak dipunyai Juventus, yakni gaya bermainan yang jelas.

Juventus yang sekarang jelas kurang menarik sejak Massimiliano Allegri menukanginya pada 2014, yang sebagian besar tergantung kepada bakat Ronaldo untuk mengurai kebuntuan dalam setiap pertandingan. 

Playmaker Paulo Dybala, khususnyar, jelas-jelas terhambat oleh kehadiran Ronaldo dan pemain asal Argentina itu semakin frustasi setelah Rabu dini hari WIB tadi dikeluarkan dari lapangan karena cedera paha.

Allegri sendiri berkilah bahwa Juventus sama sekali tidak tergantung kepada Ronaldo. "Dia memang telah berbuat banyak sepanjang kompetisi ini tetapi ketika anda mencapai semifinal, anda butuh semua pemain," kata dia seperti dikutip Reuters.

Allegri justru mengkambinghitamkan sejumlah pemainnya yang absen karena cedera, seperti bek Giorgio Chiellini, pemain sayap Douglas Costa dan penyerang Mario Mandzukic yang dilukiskan Allegri sebagai mitra serang ideal untuk Ronaldo.

"Lebih baik memiliki sebanyak mungkin opsi karena pertandingan ini ditentukan oleh detail, penggantian dan opsi luar lapangan," kata dia.

Pembelaan-pembelaan seperti ini terlihat rapuh ketika membandingkan belanja transfer kedua klub. Menurut laman spesialis Transfermarkt, Ajax hanya berbelanja senilai 51 jutan euro selama musim ini, sedangkan Juventus menaburkan dana sebesar 261 juta euro.

Dari itu semua, sekitar 100 juta euro untuk Ronaldo, 40 juta masing-masing untuk Joao Cancelo dan Costa, 35 juta euro untuik membawa kembali Leonardo Bonucci dari AC Milan dan 12 juta euro untuk kiper cadangan Mattia Perin.

Dan tidak seperti Paris St Germain di Prancis, dominasi Juve di Serie A justru membuat mereka tidak siap menghadapi turnamen tigkat Eropa.

Ajax turun bertanding melawan Juventus dengan cara yang tidak ditunjukkan oleh lawan-lawan Juventus di Serie A, yakni berani. Dan tim asuhan Allegri tak mampu mengatasi permainan berani anak-anak Ajax.

"Sepak bola bisa brutal, kami kebobolan gol sial dan setelah itu kami jadi takut dan kami mengendur pada babak kedua," kata Allegri.

"Ada banyak pemain muda di skuat ini yang perlu bermain dan mendapatkan pengalaman. Beberapa di antaranya mungkin harus diberi dua pertandingan besar dalam satu pekan," tutup dia seperti dilaporkan Reuters.



 
Pewarta :
Editor: Herry Soebanto
COPYRIGHT © ANTARA 2024