IHSG menguat terpengaruh sentimen eksternal dan hasil Pilpres 2019

id ihsg,pilpres 2019,bursa saham,perundingan dagang

IHSG menguat terpengaruh sentimen eksternal dan hasil Pilpres 2019

Illustrasi: Pekerja melintasi layar monitor bursa saham di Bursa Efek Indonesia (BEI), Jakarta, Selasa (16/4/2019). Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) pada sehari menjelang Pemilu 2019 ditutup menguat 0,72 persen atau 46,39 poin pada level 6.481. ANTARA FOTO/Aditya Pradana Putra/ama. (ANTARA FOTO/ADITYA PRADANA PUTRA)

Jakarta (ANTARA) - Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) Bursa Efek Indonesia (BEI) di Jakarta, Kamis, dibuka menguat seiring dengan hasil hitung cepat (quick count) pemilihan presiden (pilpres) 2019 yang memperlihatkan calon presiden (capres) dan calon wakil presiden (cawapres) nomor urut 01 Joko Widodo-Ma'ruf Amin unggul dari Prabowo Subianto-Sandiaga Uno.

IHSG dibuka menguat 87,3 poin atau 1,35 persen ke posisi 6.568,85. Sementara kelompok 45 saham unggulan atau Indeks LQ45 bergerak naik 21,27 poin atau 2,08 persen menjadi 1.045,21.

Kepala Riset Valbury Sekuritas Alfiansyah di Jakarta, Kamis, mengatakan, pergerakan indeks saham akan dipengaruhi sentimen eksternal terutama terkait perang dagang, namun sentimen domestik terkait hasil hitung cepat di mana pasangan Jokowi-Ma'ruf Amin unggul dapat menjadi sentimen positif.

"Terlepas dari sentimen eksternal, hasil quick count yang dilakukan sejumlah lembaga dalam pemilihan presiden yang memenangkan pasangan Joko Widodo dan Ma’ruf Amin, diperkirakan akan terdampak besar bagi pergerakan IHSG yang berpeluang positif pada hari ini," ujar Alfiansyah.

Terkait perang dagang, Uni Eropa akan memulai pembicaraan mengenai perjanjian perdagangan dengan Amerika Serikat (AS) untuk membuat kesepakatan sebelum akhir tahun. Uni Eropa menyetujui dua hal untuk negosiasi, yakni memotong tarif barang-barang industri dan membuat perusahaan lebih mudah menunjukkan produk-produk yang memenuhi standar Uni Eropa atau AS.

Sebelumnya, AS juga dikabarkan meringankan tuntutannya terhadap China pada saat perundingan dagang, di mana keringanan tersebut terkait dengan subsidi industri. AS tidak lagi memaksa China untuk mengurangi subsidi industri mereka. Padahal sebelumnya AS menentang keras kebijakan subsidi industri China.

Di saat IHSG menguat, bursa regional Asia justru mengalami koreksi. Indeks Nikkei melemah 84,85 poin (0,38 persen) ke 22.193,12, Indeks Hang Seng melemah 111,41 poin (0,37 persen) ke 30.013,27, dan Indeks Straits Times melemah 1,82 poin (0,05 persen) ke posisi 3.346,82.