Yogyakarta memberi penguatan wawasan kebangsaan bagi siswa SMP

id Wawasan kebangsaan, persatuan

Yogyakarta memberi penguatan wawasan kebangsaan bagi siswa SMP

Suasana penyuluhan wawasan kebangsaan (Foto: Istimewa/Pendam XVII/Cenderawasih)

Yogyakarta (ANTARA) - Pemerintah Kota Yogyakarta melalui Kantor Kesatuan Bangsa memberikan penguatan wawasan kebangsaan kepada sekitar 100 siswa SMP di wilayah tersebut sabagai salah satu upaya menguatkan semangat persatuan dan nasionalisme.

“Melalui kegiatan ini, kami ingin menanamkan rasa cinta tanah air kepada generasi muda. Sasaran kami adalah anak-anak usia SMP karena usia ini sangat rentan terhadap berbagai perubahan dan dinamika dari lingkungan sekitar mereka,” kata Kepala Kantor Kesatuan Bangsa Pemerintah Kota Yogyakarta Zenni di Yogyakarta, Selasa.

Berbagai dinamika di masyarakat, lanjut Zenni saat ini dipengaruhi oleh derasnya arus informasi yang bisa diakses secara mudah melalui berbagai media, seperti internet.

“Akibatnya, jika informasi tersebut tidak disaring maka bisa menimbulkan dampak negatif terhadap perkembangkan generasi muda bahkan bisa melunturkan semangat cinta tanah air. Berbagai dampak buruk informasi di antaranya adalah tindak kekerasan yang dilakukan anak," katanya.

Menurut dia, melalui peningkatan wawasan kebangsaan, generasi muda diharapkan mampu mengembangkan rasa cinta terhadap tanah air dengan menghargai berbagai perbedaan yang ada di masyarakat dan di lingkungan sekitar mereka.

“Dengan demikian, mereka tetap memiliki semangat untuk menjaga persatuan dan kesatuan bangsa. Mereka bangga menjadi bagian dari bangsa Indonesia yang beragam,” katanya.

Selain kepada siswa SMP dari sekolah formal, Zenni mengatakan, kegiatan penguatan wawasan kebangsaan juga menyasar siswa dari sekolah nonformal yang dilakukan dalam tiga angkatan.

Sementara itu, Komandan Kodim 0734 Yogyakarta Letkol Inf Wiyata Sempada Aji yang juga hadir sebagai narasumber dalam kegiatan tersebut mengatakan, bangsa Indonesia harus bisa menjadi tuan rumah di negara sendiri.

“Dalam waktu 20-25 tahun ke depan, generasi muda akan menjadi pemimpin di Indonesia. Oleh karena itu, perlu ditanamkan pemahaman sejak dini agar generasi muda ini bisa melihat Indonesia secara keseluruhan. Banyaknya suku dan budaya bukan merupakan ancaman perpecahan tetapi harus bisa dijadikan sebagai pemersatu,” katanya.

Oleh karena itu, lanjut dia, sikap yang perlu terus dikembangkan agar persatuan dan kesatuan serta nasionalisme terjaga dengan baik adalah bersikap toleran, empati, kekeluargaan dan saling menghargai. “Jangan mudah dipecah belah layaknya Belanda menjajah Indonesia dengan politik adu domba,” katanya.

Pewarta :
Editor: Herry Soebanto
COPYRIGHT © ANTARA 2024