Minum air putih dapat membatasi asupan soda anak

id air putih

Minum air putih dapat membatasi asupan soda anak

ilustrasi air putih (reuters.com)

New York (ANTARA) - Satu dari lima anak-anak dan remaja dewasa di Amerika Serikata sama sekali tidak meminum air putih pada hari-hari tertentu, dan sebuah studi baru menunjukkan bahwa mereka mengonsumsi hampir dua kali lipat kalori dari soda dan minuman manis dibanding dengan mereka yang meminum air putih.

Pada hari tertentu, anak-anak yang tidak meminum air putih mengonsumsi rata-rata 93 kalori dari minuman manis seperti soda dan jus dibanding dengan anak muda lain yang minum air putih.

"Hasil tersebut sangat penting karena konsumsi minuman manis telah dikaitkan dengan kondisi kesehatan anak-anak yang memprihatinkan, seperti kenaikan berat badan, karies gigi, dan dua jenis diabetes," kata penulis utama studi Asher Rosinger, pemimpin Water, Health, and Nutrition Laboratory di Pennsylvania State University.

"Air merupakan minuman yang paling sehat yang dapat dikonsumsi orang, yang merupakan hal sangat penting untuk kesehatan fisik dan mental," kata Rosinger melalui emailnya.

Soda dan minuman manis lain memberikan kalori kosong (kalori yang tidak bernutrisi) pada makanan anak-anak, dan mengganti minuman-minuman tersebut dengan air putih dapat meminimalkan risiko anak muda mengalami obesitas atau kelebihan berat badan, demikian catatan tim Rosinger di JAMA Pediatrics.

Untuk studi terbaru, mereka meneliti data diet yang telah dikumpulkan sejak 2011 hingga 2016 terhadap 8.400 anak dan remaja dewasa mulai dari usia 2 hingga 19 tahun. Rata-rata, peserta survei berusia sekitar 11 tahun.

Secara keseluruhan, mereka mengonsumsi sekitar 132 kalori dari soda dan minuman manis lain per hari, menurut temuan studi tersebut.

Dengan asupan air dalam jumlah berapapun, rata-rata soda dan minuman manis yang anak-anak konsumsi turun menjadi 112 kalori per hari.

Namun, tanpa air putih, rata-rata soda dan minuman manis yang dikonsumsi anak-anak naik menjadi 210 kalori per hari.

Hasilnya tidak jauh berbeda antara anak laki-laki dengan perempuan, atau berdasarkan tingkat ekonomi keluarga. Tetapi ras dan etnis terlihat berpengaruh terhadap konsumsi air dan soda.

Ketika anak-anak berkulit putih tidak meminum air putih, rata-rata kalori yang mereka konsumsi sebesar 237 kalori per hari, dan 115 kalori ketika mereka minum air putih.

Anak muda berkulit hitam yang tidak meminum air putih mendapatkan 218 kalori per hari dari soda dan minuman manis yang mereka konsumsi, dan 125 kalori untuk peminum air putih ketika dibandingkan dengan non peminum air putih.

Dan, anak-anak hispanik yang tidak meminum air putih mendapatkan 176 kalori per hari dari minuman manis, dan 115 kalori untuk peminum air putih ketika dibandingkan dengan non peminum air putih.

Studi tersebut bukanlah eksperimen terkontrol yang didesain untuk membuktikan manakah atau bagaimana meminum air putih dapat mempengaruhi konsumsi soda secara langsung, dan studi tersebut juga tidak diatur untuk membuktikan apakah ada pengaruh negatif terhadap kesehatan secara langsung dari minuman manis.

Namun hasil tersebut tetaplah menunjukan bahwa mungkin ada hubungan terbalik antara asupan minuman manis  dan asupan air putih pada anak-anak, kata Christina Roberto, seorang peneliti di Perelman School of Medicine di University of Pennsylvania.

"Anak-anak yang tidak meminum air putih lebih banyak meminum minuman manis dibandingkan dengan mereka yang meminum air putih," kata Roberto, yang tidak terlibat dalam studi tersebut, melalui emailnya. "Hal tersebut menunjukkan bahwa merayu anak-anak untuk meminum air putih lebih banyak mungkin dapat membantu mengurangi konsumsi mereka terhadap minuman manis yang tidak sehat, dan kedua hal tersebut adalah tujuan yang sangat penting dalam meningkatkan kesehatan anak."

Orang tua perlu memastikan anak-anak paham akan pentingnya minum air putih, kata Jennifer Emond, seorang peneliti di Geisel School of Medicine di Darthmouth College di Hannover, New Hampshire.

"Orang tua perlu mendorong anak-anak mereka untuk membatasi minuman manis, termasuk air yang ada rasanya dan minuman olahraga, dan memilih air putih sebagai gantinya," kata Emond, yang tidak terlibat dalam studi tersebut, melalui emailnya seperti dikutip reuters..

"Sekolah-sekolah juga memiliki pengaruh besar terhadap pilihan minuman remaja," kata Emond. "Sekolah-sekolah perlu membuat lingkungan di mana minuman manis, termasuk minuman olahraga dan air yang memiliki rasa, tidak dipromosikan baik secara fisik maupun sosial, dan air putih menjadi minuman rekomendasi."

Sumber: bit.ly/2UvWn5j JAMA Pediatrics, online April 22, 2019.
Panji Sulaksono/Nusarina

 
Pewarta :
Editor: Nusarina Yuliastuti
COPYRIGHT © ANTARA 2024